close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menjelang Tahun Baru Imlek pada 16 Februari, sejumlah pedagang mulai menjajakan pernak-pernik imlek bertemakan Anjing karena menurut perhitungan astrologi Cina bahwa 2018 merupakan Tahun Anjing Tanah / AntaraFoto
icon caption
Menjelang Tahun Baru Imlek pada 16 Februari, sejumlah pedagang mulai menjajakan pernak-pernik imlek bertemakan Anjing karena menurut perhitungan astrologi Cina bahwa 2018 merupakan Tahun Anjing Tanah / AntaraFoto
Bisnis
Selasa, 13 Februari 2018 09:09

Penjualan pernak - pernik Imlek meningkat

Perayaan Imlek mendatangkan berkah bagi pedagang. Terbukti dari naiknya penjualan pernak-pernik perayaan Imlek
swipe

Penjualan pernak-pernik untuk perayaan Imlek 2018 di Kawasan Cibadak, Kota Bandung meningkat hingga 50%. Kondisi itu terjadi sejak awal Februari 2018. Sejumlah pedagang musiman khas Imlek juga mulai menjamur di Jalan Karet Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

"Ada peningkatan hingga 50% dan toko-toko di Cibadak ini sudah menjual pernak-pernik Imlek sejak akhir Januari kemarin. Penjualannya bisa meningkat hingga 100% pada dua atau tiga hari menjelang peringatan tahun baru China," kata penjual pernak-pernik Imlek di Kawasan Cibadak, Kota Bandung, Marsita (29), seperti dilansir Antara, Selasa.

Pernak-pernik Imlek yang dijual di toko milik Marsita sangat beragam. Mulai dari amplop angpao, lilin dan hio beraneka aroma, lampion serta berbagai peralatan sembahyang.

Berdasarkan shio, Imlek 2018 merupakan tahun Anjing Tanah. Itulah sebabnya, Marsita banyak menjual pernak – pernik perhiasan dan perlengkapan Imlek yang terkait dengan itu. Misalkan parsel berisi kudapan nikmat, perangkat penyaji teh, peralatan makan, dekorasi mini untuk ruangan, perlengkapan kecantikan dan hiasan lain yang bertema anjing tanah. Harga setiap pernak-pernik imlek yang dijual sangat terjangkau, yakni sekitar Rp 15.000 hingga Rp 1 juta.

Dari sekian banyak pernak-pernik perhiasan dan perlengkapan Imlek yang dijual, nampaknya lampion dan amplop angpao paling laris manis dicari konsumen.

Sementara itu, pembeli pernak-pernak Imlek di Kawasan Cibadak, Neni, mengaku biasa membeli pernak-pernik Imlek di kawasan tersebut. "Untuk tahun ini, banyak saya beli tuh lampion, karena bagus-bagus dan murah harganya," kata Neni.

Pada hari biasa, pertokoan di Kawasan Cibadak tidak menjual pernak-pernik Imlek. Agar menarik perhatian konsumen,  hampir semua toko di kawasan Cibadak memasang lampion yang dijual di depan tokonya. Tujuannya agar konsumen dapat melihat dengan jelas apa saja yang dijual disetiap toko. Juga ada tulis-tulisan Gong Xi Fa Cai dibentangkan di depan pertokoan di Kawasan Cibadak Kota Bandung.

Dari Pekanbaru,  sejumlah pedagang musiman khas Imlek mulai menjamur di Jalan Karet Kota Pekanbaru Provinsi Riau. "Tiap tahun saya jualan di sini," ucap Yanto salah seorang pedagang kaki lima tesebut.

Usaha musiman tersebut sudah rutin dilakukan sejak lima tahun belakangan. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan tersebut mengatakan pendapatan yang diterima selama menjadi pedagang pernak-pernik Imlek dadakan jauh lebih besar dibandingkan sebagai  kuli.

Dalam satu hari Yanto bisa menjual hingga 15 potong baju "Chongsam" atau baju tradisional masyarakat Tionghoa. Dengan harga Rp 50.000 hingga Rp 80.000. Belum termasuk baju kaos kerah atau poloshirt dan baju untuk anak-anak. Keuntungan per hari yang diperoleh bisa mencapai Rp 500.000.

img
Hermansah
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan