Pandemi Covid-19 telah berdampak besar pada bisnis sektor retail selama satu tahun. Berdasarkan pertumbuhan rata-rata tiap toko atau same store sales growth (SSSG) sektor retail pada sembilan bulan pada 2020 mengalami kontraksi yang dalam.
Data yang dihimpun dari Sinarmas Sekuritas, SSSG empat perusahaan retail yakni, PT Ace Hardware Indonesia (ACES) SSSG-nya pada 2018 sebesar 13,5%, 2019 tumbuh 2,5% dan pada sembilan bulan pada 2020 kontraksi 8,0%.
Lalu PT Mitra Adiperkasa (MAPI) pada 2018 SSSG tumbuh 8%, 2019 SSSG tumbuh 4%, dan pada sembilan bulan sepanjang 2020 sebesar kontraksi hingga 33%.
Sedangkan, PT Matahari Departement Store (LPPF) pada 2018 SSSG tumbuh 2,9%, lalu 2019 tumbuh 6,7%, dan sembilan bulan 2020 sebesar anjlok 57,2%.
Terakhir, PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS) pada 2018 SSSG tumbuh 3,5%, kemudian 2019 tumbuh 0%, dan sembilan bulan pada 2020 minus 57,7%.
Equity Analyst Sinarmas Sekuritas Elvira Natalia menjelaskan, penurunan SSSG yang cukup dalam terjadi di LPPF dan RALS akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Idulfitri 2020. Padahal kedua emiten retail tersebut mengandalkan pendapatan ketika momen hari raya.
“Target pembeli kedua emiten tersebut berasal dari pekerja menengah dan pekerja menengah bawah, sementara pendapatan dari kelas pekerja menengah bawah berkurang,” katanya, Jumat (12/3).
Sementara itu, untuk ACES penurunannya tidak terlalu dalam pada kuartal III-2020 karena kebiasaan pembeli tidak terpengaruh pada momen-momen tertentu seperti hari raya. Sedangkan untuk MAPI, penurunan penjualan pada kuartal III-2020 terjadi karena penutupan sejumlah toko terutama di sektor fashion dan sportswear MAPI karena PSBB.
Di sisi lain, sejalan dengan distribusi vaksin yang semakin meluas dan terus dikejar oleh pemerintah, ekonomi berangsur-angsur menggeliat. Ini terlihat pada penjualan di restoran atau kafe, tempat wisata dan pusat perbelanjaan yang mengalami tren kenaikan.
Elvira pun meyakini sektor retail akan kembali normal seperti sediakala.
“Potensi retail industri pulih sangat besar terutama bagi perusahaan yang sudah tap in techonology. Termasuk juga partnership dengan e-commerce dan memiliki website digital sendiri,” ujar Elvira.
Khusus untuk MAPI, Elvira menyebut dengan strategi tersebut akan mengikat pelanggan dan tidak langsung beralih brand lain. Walau, kontribusi penjualan digitalnya masih 5% dari total penjualan secara keseluruhan.
Di sisi lain penetrasi e-commerce di Indonesia semakin luas. Data Euromonitor menunjukkan pada 2020 penetrasi e-commerce di Indonesia sebesar 6% meningkat secara bertahap dari 2018 dan 2019 masing-masing sebesar 2% dan 3%.
Yang menarik menurut Elvira, kondisi ini seperti kondisi delapan tahun lalu di China. Indonesia saat ini sedang mengalami shifting consumer behaviour dan membuat penjualan di e-commerce naik.
Kabar tentang rencana initial public offering atau IPO e-commerce Tokopedia yang bergabung bersama Gojek dengan total target valuasi sebesar US$35-40 miliar, membuat perusahaan masuk dalam top 10 perusahaan Jakarta Composite Index (JCI).
Meski begitu, Elvira menilai potensi yang sangat besar di e-commerce ini memberikan peluang dan risiko. Peluang retail bisa memperluas sejumlah channel penjualan. Sedangkan risikonya, pembeli akan cenderung beralih ke barang substitusi yang murah. Sehingga perusahaan dengan segment middle to low akan terkena dampak.