close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Dokumentasi Tokopedia.
icon caption
Dokumentasi Tokopedia.
Bisnis
Selasa, 07 November 2023 12:25

Pentingnya upskilling dan sertifikasi SDM di era digital 

Indonesia masih membutuhkan talenta digital hingga 15 juta orang dalam sepuluh tahun ke depan.
swipe

Era digital telah melahirkan berbagai peluang kreatif bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya. Untuk menangkap peluang tersebut, sumber daya manusia membutuhkan pelatihan demi meningkatkan keterampilannya dan sertifikasi sebagai bentuk validasi dari kemampuan yang dimilikinya.

Ketua Monitoring dan Pemberdayaan Pasca Pelatihan Digital Talent Scholarship Kominfo Riza Azmi mengatakan Indonesia membutuhkan 15 juta talenta digital dan 4 juta wirausaha baru dalam sepuluh tahun ke depan. Untuk menciptakan hal ini, pemerintah tidak bisa sendiri dan akhirnya berkolaborasi dengan startup, universitas, hingga marketplace. 

“Untuk penyiapan talenta digital kita enggak bisa sendiri, dua tahun kemarin Tokopedia bantu beasiswa talenta digital melalui 3.000 beasiswa tahun 2021 dan 5.000 tahun 2022 terutama untuk mempercepat transformasi digital. Karena UMKM yang tadinya jualan tradisional pas pandemi tiba-tiba berjualan online,” jelasnya dalam talk show bertajuk ‘Raih Peluang Kreatif di Era Digital’ beberapa waktu lalu.

Pemerintah, lanjutnya, juga gencar melakukan pelatihan melalui program Kartu Prakerja yang dimulai sejak tahun 2020. Program ini telah mencakup delapan segmen baik untuk UMKM, kalangan khusus, sekolah vokasi, fresh graduate, profesional, dan lain-lain.

“Kita berikan sertifikasi enggak hanya pelatihan selesai tapi ada sertifikasi,” tambahnya. 

Menurutnya, sertifikasi diberikan sebagai bagian dari pelaksanaan program pascapelatihan. “Ada sertifikasi halal, sertifikasi kompetensi, kemudian perpajakan juga kadang-kadang peserta lupa, terus terkait pembuatan NIB (Nomor Induk Berusaha),” ujar dia.

Dia menambahkan Kominfo memiliki program pascapelatihan kepada para peserta yang sudah menyelesaikan pelatihan di akademi masing-masing. Contohnya, ketika peserta menyelesaikan pelatihan dari Digital Entrepreneurship Academy, terdapat program pascapelatihan seperti pemberdayaan UMKM, bimbingan teknis untuk melengkapi dokumen-dokumen legal, sertifikasi halal, sertifikasi kompetensi, serta sertifikasi lainnya.

Selain itu, Riza juga mengatakan terdapat program magang virtual untuk meningkatkan daya kelayakan kerja dan menjadi portofolio bagi para peserta yang sudah tuntas melaksanakan pelatihan. Program ini bertujuan untuk memberi kesempatan kerja di perusahaan-perusahaan ternama kepada masyarakat yang berlokasi di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) atau daerah lainnya dengan jarak tempuh yang jauh dari lokasi perusahaan yang mempekerjakan.

“Program-program itu bisa diakses di digitalent.kominfo.go.id, di situ lengkap program pelatihannya,” kata Riza.

Efektivitas Prakerja

Pemerintah juga telah menjalankan program Kartu Prakerja sejak tahun 2020 dan kini sudah mencapai gelombang ke-62 yang sudah ditutup pekan lalu. Kepala Pengembangan Ekosistem Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Andreas Aditya Swasti, mengatakan, Prakerja telah memberikan manfaat kepada 17,4 juta lebih penerima pelatihan. “Tahun ini kami berikan beasiswa pelatihan kepada 1 juta orang,” ungkapnya pada acara yang sama.

Berdasarkan survei dan penelitian Prakerja, tambahnya, diketahui program ini berdampak positif terhadap peningkatan keterampilan SDM Indonesia. Karenanya, dia mengapresiasi sejumlah pihak yang turut menjadi fasilitator program Prakerja.

“Kami sangat mengapresiasi upaya ekstra dari Tokopedia untuk mendukung para penerima Prakerja meningkatkan keterampilan. Selain menyediakan platform untuk mengambil kelas pelatihan, Tokopedia juga kerap mengadakan berbagai seminar kewirausahaan dan kelas inspiratif dari pakar maupun para alumni Prakerja. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni, semua orang bisa menciptakan peluang dan meraih kesuksesan,” bebernya.

Terakhir, Tokopedia menjadi marketplace yang menyediakan voucher kelas pelatihan di halaman Prakerja di Tokopedia yang bisa dipilih selama 15 hari. Program ini memang menjadi solusi alternatif bagi masyarakat untuk mengembangkan kompetensi, meningkatkan produktivitas, dan daya saing angkatan kerja, serta mengembangkan kewirausahaan. Tokopedia dipercaya sebagai mitra platform digital resmi yang berperan sebagai penghubung antara penyedia kelas pelatihan dengan masyarakat yang membutuhkan. 

Seluruh narasumber berfoto bersama peserta talkshow Raih Peluang Kreatif di Era Digital bersama Prakerja dan Tokopedia di Jakarta.

Wakil Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Hilmi Adrianto mengungkapkan, “Tahun ini sudah menjadi tahun ketiga Tokopedia menghadirkan fitur Prakerja kepada masyarakat Indonesia. Pada tahun 2023, Tokopedia bersama berbagai mitra strategis mampu menghadirkan ratusan kelas pelatihan–jumlah ini meningkat 200% dibandingkan tahun 2022–baik secara daring maupun luring.”

Sepanjang tahun 2023, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sumatera Utara menjadi beberapa wilayah dengan jumlah tertinggi pengguna yang mengambil kelas Prakerja melalui Tokopedia. “Untuk mengakomodasi tingginya minat penerima Prakerja mengambil kelas, Tokopedia senantiasa berkolaborasi dengan berbagai lembaga pelatihan terpercaya, yang menyediakan beragam pelatihan yang dibutuhkan penerima Prakerja,” jelas Hilmi.

Melalui talk show tersebut, Hilmi mengharapkan para penerima beasiswa pelatihan Prakerja terutama Gelombang 62 bisa mendapatkan inspirasi dan tips serta trik memilih kelas sesuai passion dan kebutuhan.

Ambil peluang

Communication Practitioner sekaligus Certified Professional Coach, Dea Rizkita, menambahkan di  era digital, masyarakat yang ingin menjadi konten kreator harus bisa membedakan dirinya dengan konten kreator lain untuk bisa lebih unggul dan sukses. “Karenanya butuh kreativitas dan skill tambahan agar bisa bersaing di pasar yang sangat kompetitif ini. Kelas pelatihan dari Prakerja Tokopedia bisa menjadi pilihan bagi masyarakat yang ingin berkarya di era digital dan memiliki skill baru untuk meningkatkan daya saing sebagai konten kreator,” ungkapnya.

Di samping skilling, tujuan lain mengambil kelas Prakerja adalah meningkatkan keterampilan di bidang yang telah ditekuni atau upskilling. “Contoh, seorang lulusan Ilmu Komputer yang ingin meningkatkan kompetensi di bidang lebih spesifik–misal sebagai backend engineer–bisa memilih kategori pelatihan di halaman Prakerja Tokopedia, yaitu Teknologi Informatika,” tambah Jonathan.

Head of Digital Goods Tokopedia, Jonathan Tricahyo menambahkan ada beberapa tujuan mengikuti pelatihan Prakerja yang bisa dipertimbangkan, antara lain: skilling, upskilling, dan reskilling. “Salah satu tujuan mengikuti pelatihan Prakerja adalah skilling atau mendapatkan skill baru. Contoh, seorang karyawan swasta yang ingin menjadi konten kreator, bisa memilih kategori pelatihan Content Creator dan Media Sosial di Tokopedia,” jelas Jonathan.

Tujuan selanjutnya dalam mengikuti pelatihan Prakerja yang juga bisa dipertimbangkan adalah meningkatkan keterampilan di bidang yang baru atau reskilling. “Misal, seseorang yang sedang membangun usaha fesyen–yang perlu keterampilan mengembang bisnis lebih jauh–bisa memilih kategori pelatihan Prakerja di Tokopedia, yaitu Pemasaran dan Ritel/Perdagangan,” kata Jonathan.

Seperti dirasakan oleh Satria yang berhasil lolos menjadi peserta Prakerja gelombang ke-52. “Saya daftar dari gelombang pertama, enggak lolos sampai akhirnya di gelombang 52 baru dapat berkat doa istri. Saya didaftarkan dan akhirnya saya lolos dan mendapatkan sertifikat,” ujarnya yang berbisnis deterjen cair ini.

Ilmu pelatihan dari Prakerja, katanya, sangat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu digital marketing. Mulai dari promosi, cara menjual produk, hingga target pasar yang dituju. Adapun Kuswadi yang mendaftar Prakerja sejak gelombang 12 juga merasakan manfaat dari program ini karena berhasil mendapat sertifikasi.

“Sertifikasi sangat membantu, validasinya jelas. Human Resources melihat sertifikasi yang dikeluarkan oleh Prakerja,” ujarnya yang mendapat pelatihan customer service ini.

Pelatihan ini juga banya mengajarkan ilmu dasar seperti handling customer, hingga pada pencarian solusi bagi pelanggan. “Karena 80% pelanggan yang nelpon customer service itu pasti karena ada masalah,” ungkapnya.

img
Kartika Runiasari
Reporter
img
Kartika Runiasari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan