Perbankan tak mematok target muluk-muluk untuk pertumbuhan kredit tahun depan. Meski begitu, penyaluran kredit diramal bakal lebih baik di tahun depan.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), salah satunya yang menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 7% hingga 8% di tahun 2022.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BBCA Hera F. Haryn mengatakan pertumbuhan kredit akan ditopang oleh likuiditas yang masih memadai dan pemulihan ekonomi tahun depan. Percepatan vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah juga diprediksi akan mengurangi dampak pandemi.
"Pandemi Covid-19 di Indonesia diprediksi semakin terkendali dan geliat perekonomian di Indonesia akan terus bangkit. Hal tersebut seiring dengan pemulihan ekonomi yang mulai berjalan disertai dengan penerapan protokol kesehatan dan berbagai kebijakan strategis dari regulator dan otoritas perbankan," ujar Hera, Jakarta, Senin (27/12).
Menurut Hera, penyaluran kredit tahun ini mulai menggeliat dan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Perusahaan mencatat total kredit mencapai Rp605,9 triliun dari Januari hingga September 2021 atau naik 4,1% pada periode yang sama tahun sebelumnya atau secara year on year (yoy), ditopang oleh segmen korporasi, kredit pemilikan rumah (KPR), dan kartu kredit.
“Tren pertumbuhan kredit tahun ini lebih baik, dengan pertumbuhan tertinggi ditopang oleh beberapa sektor, seperti minyak nabati atau hewani, telekomunikasi, dan pembiayaan konsumsi," ujar Hera.
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) memproyeksikan kredit bakal tumbuh 8% hingga 10%. Chief Economist BBRI sekaligus Research Director BRI Research Institute Anton Hendranata mengatakan pemulihan ekonomi akan membuka peluang bagi perusahaan untuk menyalurkan kredit ke usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Pertumbuhan kredit akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021,” kata Anton dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (27/12).