Maraknya pinjaman alias kredit online lebih banyak dimanfaatkan oleh para perempuan yang menjadi nasabah.
Perusahaan financial technology (fintech) berbasis pinjam meminjam PT Esta Kapital Fintek mengungkapkan, mayoritas nasabahnya adalah perempuan.
Direktur Utama PT Esta Capital Fintek Yefta Surya mengatakan perusahaan yang baru beroperasi setahun itu telah melayani 10.400 peminjam atau borrower. Tahun ini, ditargetkan jumlah pengutang mencapai 30.000-40.000 nasabah.
Hingga Desember 2018, nilai penyaluran kredit perusahaan mencapai Rp33 miliar. "Per Januari sudah Rp5 miliar, kami expect ke depannya bisa lebih cepat berkembang mengingat kami ini perusahaan baru pada Februari 2018," kata Yefta di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (27/2).
Akan tetapi, ia tidak merinci berapa banyak jumlah pemberi pinjaman atau lender yang ada saat ini. Esta Capital bermitra dengan PT Esta Dana Ventura dan PT Esta Digital.
"Bentuk kerja samanya, semua borrower kami adalah dari mereka semua. Jadi kami tidak terima publik, harus melewati seleksi dari Esta Dana Ventura. Hal ini bertujuan untuk menjaga rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) kami tetap sehat," kata dia.
Per Desember 2018, perusahaan mencatatkan NPL sebesar 0,47% atau masih berada di bawah NPL industri serupa. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut NPL industri sebesar 1,45% per Desember 2018.
"NPL kami di akhir 2018 sebesar 0,47%. Tapi trennya agak turun. Ini mestinya diperhatikan karena makin banyak yang pinjam, kami lebih hati-hati," kata Yefta.
Saat ini, kata Yafta, Esta Dana Ventura memiliki 500-700 penagih utang (collector) yang seluruhnya perempuan. Hal itu dilakukan karena hampir semua nasabah Esta Capital merupakan perempuan.
Menurutnya, perempuan jika ditagih oleh sesama wanita juga akan lebih terbuka. "Menurut kami kalau ditagih wanita kepada wanita lebih sungkan, mau ketemu dan bisa diajak berdiskusi bagaimana cara membereskan utang ini apakah direstrukturisasi," ujarnya.
Yefta mengatakan, salah satu kunci keberhasilan dalam menagih adalah nasabahnya mau berdiskusi dan terbuka. Sementara jika penagihnya adalah pria, menurutnya rata-rata wanita akan bersikap tertutup atau malah kabur.
"Bagi kami yang penting dia mau ketemu dulu, diskusi masalahanya apa. Jangan sampai hilang kontak. Sementara kalau ditagih pria biasanya wanita itu cenderung takut dan akhirnya kabur. Kami tidak ingin ada yang kasar-kasar," ucap dia.