Peringatan analis untuk BRI: Waspadai kenaikan NPL!
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) baru saja mengumumkan prestasi gemilang dalam paparan kinerja keuangan triwulan I-2024. Di mana, kendati tipis, tetapi perseroan masih bisa mencatatkan kenaikan laba sebesar 2,47% year on year (yoy) menjadi Rp15,88 triliun pada kuartal I-2024. Hal itu, tidak terlepas dari tumbuhnya penyaluran kredit sebesar 10,89% yoy atau sebesar Rp1.308,65 triliun pada kuartal I-2024.
Menanggapi positifnya kinerja BRI di kuartal I-2024, Research Analyst di PT Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menyebutkan, bank ini mampu menjaga kesehatan keuangannya dengan baik. Meskipun sebenarnya kondisi pasar sedang mengalami ketidakpastian.
Terlebih, Bank Indonesia (BI) baru saja menaikan suku bunga acuan atau BI Rate ke 6,25%. Kebijakan yang diambil bank sentral itu, tampaknya bakal memengaruhi kinerja BRI pada kuartal selanjutnya.
"Kenaikan BI Rate tampaknya memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja keuangan BRI. Biaya bunga yang meningkat, akan memberikan tekanan tambahan pada margin keuntungan bank, yang dapat memengaruhi kinerja keuangan secara keseluruhan di masa mendatang," kata Arjun Ajwani, saat dihubungi Alinea.id.
Meskipun demikian, Arjun menyebut kalau strategi yang tepat dalam mengelola portofolio pendanaan, bakal dapat membantu perseroan mengurangi dampak negatifnya. Salah satunya tercermin dari kinerja saham BRI yang pada hari ini (26/4), mengalami penurunan cukup dalam, yakni sebesar 6,21% ke Rp4.830.
Kendati terjadi pelemahan yang signifikan pada kinerja saham BRI pada hari ini, namun, Arjun meyakini, kinerja saham BRI bakal tetap kondusif hingga akhir tahun. Bahkan, dengan potensi kenaikan yang signifikan.
"Meskipun ada beberapa tantangan di sektor keuangan, BRI tetap memiliki fundamental yang kuat dan potensi pertumbuhan yang menarik, yang dapat menggerakkan harga saham ke arah positif. Dalam menghadapi kondisi pasar saat ini, rekomendasi kepada investor adalah untuk membeli saham BRI (buy BBRI) dengan target harga sebesar 6.300," papar dia.
Sementara, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, kinerja BRI berada di bawah ekspektasi. Bahkan, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BRI membengkak dari 3,02% pada kuartal I-2023 menjadi 3,27% pada kuartal I-2024. NPL net juga naik dari 0,82% ke level 1%.
Berkaca pada data tersebut, Nafan Aji mengingatkan agar manajemen BRI mengantisipasi dampak naiknya NPL, Mengingat, kondisi pasar yang cenderung fluktuatif belakangan ini. Kenaikan suku bunga acuan, juga perlu menjadi perhatian. Pasalnya, berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap kinerja keuangan BRI di kuartal selanjutnya.
"Dampak dari kenaikan BI Rate, termasuk biaya pendanaan yang lebih tinggi bagi bank tersebut. Di mana, kemungkinan akan mengurangi margin keuntungan. Meskipun kinerja laba bersihnya belum memenuhi ekspektasi, rekomendasi "accumulate" tetap diberikan dengan target harga saham sebesar Rp6.675. Hal ini menunjukkan bahwa saham BRI masih memiliki potensi pertumbuhan yang menarik," papar dia.
Kinerja BRI di triwulan I-2024
Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan komitmen BRI, untuk terus memantau perkembangan ekonomi global sambil lebih fokus pada tantangan domestik.
"Di tengah ketidakpastian tinggi dalam kondisi ekonomi global, BRI akan lebih fokus terhadap tantangan domestik di masa mendatang," ujar Sunarso. "Meskipun The Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama untuk menangani inflasi AS, serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang memengaruhi nilai tukar rupiah dan IHSG, saya yakin dan optimistis terhadap kinerja BRI," tambah dia.
Sunarso menegaskan, BRI akan terus berkomitmen pada pertumbuhan domestik dan memprioritaskan penyelesaian tantangan ekonomi dalam negeri. Kesimpangsiuran global tidak akan mengurangi fokus BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Sekaligus, memberikan layanan terbaik kepada nasabahnya. Dengan kinerja yang stabil dan strategi yang terfokus, BRI siap untuk menghadapi dinamika ekonomi global dan tantangan domestik yang mungkin timbul di masa mendatang.
Sedangkan Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto, menegaskan peran penting Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian Indonesia. Catur menyatakan komitmen BRI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan fokus pada penciptaan lapangan pekerjaan, khususnya di segmen UMKM melalui penyaluran kredit berkualitas.
Selain itu, kontribusi UMKM terhadap ekonomi nasional juga sangat signifikan, dengan sektor UMKM mampu menciptakan peluang lapangan kerja hingga 97% dan menyumbang sekitar 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
"Hingga akhir Maret 2024, BRI telah berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% yoy. Di mana, 83,25% di antaranya dialokasikan untuk segmen UMKM," ungkap Catur.
Catur menambahkan, penyaluran kredit yang mengalami pertumbuhan double digit tersebut, berdampak positif terhadap meningkatnya aset perseroan, yang menjadi Rp1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11% yoy.
"Dalam segmen pinjaman, seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif, dengan pertumbuhan terbesar terjadi pada segmen mikro, konsumer, kecil dan menengah, serta korporasi," tambahnya.
Fee based income BRI juga turut berkontribusi dalam pertumbuhan laba perseroan. Di mana, fee based income tumbuh sebesar 6,92% yoy, dengan kontribusi utama dari layanan super apps BRI, seperti BRImo, dan agen BRIlink.
Di mana, hingga akhir Maret 2024, BRImo memiliki 33,5 juta user atau tumbuh sebesar 30,3% secara yoy. BRImo, juga berhasil memproses 969 juta transaksi finansial dan volume transaksi mencapai Rp1.252 triliun. Hal itu, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 41,8% yoy dalam tiga bulan tersebut.
Tak hanya BRImo, agen BRIlink juga ikut berkontribusi dalam pertumbuhan laba BRI, khususnya fee based
income perseroan. Di mana, sepanjang Januari sampai Maret 2024, agen-agen tersebut berhasil mencatat 285 juta transaksi dengan volume Rp370 triliun serta menyumbangkan fee based income senilai Rp395 miliar. Hingga akhir Maret 2024, BRI tercatat memiliki agen BRIlink sebanyak 796.836 dan tersebar di 61.122 desa di seluruh Indonesia.