Standard Chartered Bank Indonesia dan platform kredit digital Kredivo mengumumkan kemitraan untuk menyalurkan kredit melalui platform digital beli sekarang, bayar nanti (buy now, pay later/BNPL) ke segmen pasar ritel atau massal.
Kemitraan ini disebut membantu Standard Chartered untuk mendorong inklusi keuangan yang lebih besar pada masa pemulihan ekonomi akibat pandemi melalui penyediaan akses layanan kredit yang mudah serta mendorong pertumbuhan e-commerce dan pedagang luring (merchant offline). Sementara bagi Kredivo, kerja sama tersebut salah satu langkah untuk mendekatkan perusahaan mewujudkan misinya dalam melayani puluhan juta konsumen dengan layanan keuangan yang cepat, terjangkau, dan mudah diakses.
Jangkauan pasar ritel yang luas dan kapabilitas penilaian kredit berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) Kredivo yang kuat serta keahlian perbankan ritel Standard Chartered yang mendalam diklaim memungkinkan konsumen menikmati proses aplikasi kredit secara cepat, mudah, dan aman dengan pengalaman yang sepenuhnya digital dan tanpa persyaratan verifikasi tatap muka.
“Walaupun Standard Chartered telah memiliki posisi yang kuat di segmen perbankan ritel menengah ke atas, kini kami memperkuat dan memperluas saluran distribusi kami untuk melayani konsumen di segmen pasar massal dengan lebih efisien," ucap Head of Consumer Private and Business Banking (CPBB) Indonesia Standard Chartered, Jeffrey Tan.
"Kami senang dapat bermitra dengan Kredivo, yang memiliki visi yang sama untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia melalui penawaran POS (point-of-sale) melalui platform digital," sambungnya.
CEO Kredivo Indonesia, Umang Rustagi, juga menyampaikan apresiasinya atas kemitraan tersebut. "Kerja sama ini menunjukkan bagaimana fintech (financial technology) dan bank bersinergi untuk sama sama mencapai tujuan yang selaras, yaitu untuk membuka akses kredit seluas-luasnya."
"Dengan pengalaman yang dimiliki Standard Chartered dan keahlian yang Kredivo miliki, kami harap kerja sama ini bisa mendorong pemerataan dan pertumbuhan ekonomi nasional lebih jauh lagi," imbuh dia.
Sementara itu, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, total aset perusahaan fintech lending naik menjadi Rp4,34 triliun pada Juli 2021 dari Rp3,25 triliun pada periode sama tahun sebelumnya. Total outstanding loan yang disalurkan juga naik dari Rp11,94 triliun pada Juli 2020 menjadi Rp24,22 triliun pada periode yang sama.