close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi tambang batu bara. Foto Pixabay
icon caption
Ilustrasi tambang batu bara. Foto Pixabay
Bisnis
Selasa, 08 Februari 2022 13:50

Permintaan global melonjak, HBA batu bara Februari naik ke US$ 188,38 per ton

Selain permintaan yang naik, yang mempengaruhi HBA batu bara Februari adalah adanya kendala pasokan gas alam di Eropa.
swipe

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) Februari 2022 sebesar US$188,38 per ton. Naik US$ 29,88 per ton dari bulan Januari yang berada di posisi US$ 158,50 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan kenaikan harga ini salah satu pemicunya adalah meningkatnya permintaan global pada batu bara.

"Kenaikan HBA bulan Februari 2022 disebabkan oleh tingginya permintaan komoditas batu bara global," paparnya dalam keterangan resminya, Selasa (08/2).

Selain permintaan yang naik, menurut Agung faktor lain yang mempengaruhi HBA batu bara Februari adalah adanya kendala pasokan gas alam di Eropa.

"Sebagian besar negara-negara Eropa beralih ke batu bara demi memenuhi pembangkit listrik," lanjutnya.

Dorongan HBA juga tidak lepas dari keputusan Pemerintah Indonesia yang sempat menjalankan kebijakan larangan ekspor per 1 Januari 2022 untuk mengatasi kebutuhan dalam negeri. Larangan ekspor ini akhirnya dicabut bagi perusahaan yang tercatat sudah mematuhi ketentuan DMO pada 31 Januari 2022 lalu.

HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Nantinya, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batubara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).

Ada dua faktor yang mempengaruhi HBA yakni supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro. 

img
Anisatul Umah
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan