close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Selasa (25/05/2021). Foto tangkapan layar.
icon caption
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Selasa (25/05/2021). Foto tangkapan layar.
Bisnis
Senin, 21 Juni 2021 11:30

Gubernur BI nilai Indonesia harus lakukan empat hal ini agar industri halal kompetitif

Empat hal tersebut yaitu sertifikasi halal, eksosistem halal, produk halal, dan kolaborasi.
swipe

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai, Indonesia harus mengerjakan empat hal penting untuk mengembangkan industri halal. Empat hal tersebut yaitu sertifikasi halal, eksosistem halal, produk halal, dan kolaborasi.

"Kita harus mempercepat sertifikasi halal. Kenapa? Karena negara lain baik yang muslim maupun nonmuslim sangat maju mengembangkan sertifikasi produk halal," kata Perry berbicara dalam pembukaan ISEF ke-8, Senin (21/6).

Menurut Perry, sertifikasi halal merupakan kondisi yang dibutuhkan untuk membangun mata rantai halal di Indonesia maupun global. 

Indonesia juga harus membangun ekosistem mata rantai halal dan ekonomi halal. Indonesia harus membuat integrasi antara unit usaha, agar mendukung pertumbuhan ekonomi dan mensejahterakan rakyat.

"Apa yang dimaksud unit usaha itu? Di dalam unit usaha ada kelompok kecil, menengah dan besar. Itu harus kita buat ekosistem," tuturnya.

Dia pun mendorong terbentuknya himpunan-himpunan dan asosiasi, untuk mengintegrasikan unit-unit usaha syariah yang berkembang di masyarakat. Dia menilai, pembentukan himpunan dan asosiasi dapat menjadi penengah antara pelaku industri halal.

Selanjutnya, adalah berkaitan dengan produk halal. Indonesia harus bisa kompetitif di produk-produk seperti makanan, fesyen, pariwisata, kosmetik dan obat-obatan, serta energi terbarukan. Namun, masalahnya saat ini, Indonesia harus menentukan fokusnya.

"Tentu saja kelimanya akan kita garap. Tetapi dengan kondisi saat ini, apa yang paling prioritas? Saya memandang makanan, khususnya makanan olahan dan fesyen," ucapnya.

Dia menilai Indonesia harus fokus mengembangkan produk makanan halal karena basis ekonominya adalah yang terkecil, memiliki mata rantai yang panjang, memiliki nilai tambah yang besar, dan tingkat dukungan ke pertumbuhan ekonomi yang besar.

Fokus terakhir, kata dia, adalah kolaborasi dengan berbagai pihak, untuk mendukung ekosistem mata rantai halal.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan