Komisi XI resmi mengangkat Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia menggantikan Agus D.W. Martowardojo. Perry telah menyelesaikan uji kepatutan dan kelaikan (fit and proper test) yang digelar oleh DPR.
Hari ini diputuskan bahwa Perry Warjiyo layak untuk menjadi Gubernur BI selanjutnya, juga sudah menetapkan Doddy Waluyo menjadi Deputi Gubernur BI.
Ketua Komisi XI Melchias Markus Mekeng mengatakan pemilihan Perry Warjiyo dan Doddy Waluyo dilakukan secara mufakat. Sebanyak 10 fraksi di Komisi XI menyetujui keputusan tersebut.
"Dua-duanya punya rekam jejak yang mumpuni di bidang moneter. Pak Dody bawahnya Pak Perry. Ini hemat saya, ini kombinasi team work yang bagus, dengan deputi-deputi gubernur yang lain," ujar Mekeng di ruang rapat Komisi XI DPR RI usai melakukan fit and proper test, Rabu (28/3).
Usai fit and proper test, Mekeng akan menyampaikan keputusan tertulis kepada pimpinan DPR untuk menggelar rapat paripurna. Kemudian, dijadwalkan hasil putusan komisi XI ini akan dibacakan dalam sidang paripurna DPR pada Selasa pekan depan.
Mekeng memberikan catatan kepada Perry dan Doddy agar keduanya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi. Kedua orang yang akan menjadi pejabat di lembaga moneter itu juga diharapkan mengedepankan inovasi baru agar kurs kian perkasa.
Tantangan terbesar ekonomi moneter, sambungnya, berasal dari eksternal. Tekanan dari ekonomi global membuat masyarakat panik akibat nilai tukar rupiah yang melambung nyaris mendekati Rp14.000 per dollar AS, meski pemerintah mengklaim ekonomi domestik tengah dalam kondisi sehat.
"Ini kan sesuatu yang kontradiksi, mestinya kalau ekonominya baik, kursnya baik. Itu kan cerminan dari ekonomi. Nah, di sini kita mengetahui likuiditas dolar kita sangat kurang," jelas Mekeng
Untuk itu, dia meminta agar BI dapat mengeluarkan kebijakan supaya orang-orang yang meminjam uang di Indonesia, baik menggunakan dollar AS atau rupiah, dapat meningkatkan produknya dalam produk ekspor.
Jika ekspor melonjak 100%, sambungnya, dana akan kembali masuk ke dalam negeri. Kemudian, hasil ekspor itu bakal ditukar dengan mata uang lokal, sehingga rupiah semakin kuat dan tidak terjadi krisis likuiditas.
Di tahun politik mendatang, sambungnya, dia berharap agar ketersedian rupiah terus berlimpah menyusul banyaknya penggunaan dana di masyarakat. Sedangkan, untuk menjaga stabilitas makro ekonomi, stabilitas inflasi, stabilitas kurs, dia menyarankan agar jangan hanya menggunakan cara-cara konvensional.
Perry diangkat sebagai Deputi Gubernur berdasarkan keputusan Presiden 28/P tahun 2013 dan secara resmi memulai jabatannya sejak 15 April 2013 untuk masa jabatan 2013-2018.
Sebelumnya Perry menduduki posisi Asisten Gubernur untuk perumusan kebijakan moneter, makroprudensial dan internasional di BI.
Perry juga pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI. Pada 2009 Perry pernah menduduki posisi Direktur Eksekutif di International Monetary Fund, mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam South East Asia Voting Group.