Pelaksanaan pertemuan tahunan International Monetary Fund and the World Bank (IMF-World Bank) 2018 bakal digelar di Bali pada 8-14 Oktober 2018.
Terkait dengan itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro merapat ke Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu) siang ini.
Dua menteri tersebut hadir ke Kemenkeu untuk memberikan penjelasan manfaat pertemuan tahunan IMF World Bank 2018 di Bali dalam acara Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9).
Selain menteri, hadir juga Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Suahasil Nazara, Staf Khusus Kementerian BUMN Sahala Lumban Gaol, dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo.
Pertemuan IMF World Bank sendiri akan dihadiri gubernur bank sentral dan menteri keuangan yang berasal dari 189 negara. Hadir juga dalam acara ini pengusaha hingga akademisi.
Pada kesempatan itu, Menko Kemaritiman yang sekaligus sebagai Ketua Panitia Nasional Annual Meeting IMF World Bank menegaskan, persiapan pelaksanaan penyelenggaraan IMF World Bank sudah mencapai 94%.
"Kita hitung persiapan sudah 94%. Inilah perhelatan IMF terbesar sejak pertama diselenggarakan pada 1946. Ini juga dinilai sebagai perhelatan yang pelaksanaannya tergolong tersiap,” katanya.
Lebih lanjut, Luhut memaparkan, dana yang telah digunakan untuk perhelatan tersebut mencapai Rp566 miliar, dari anggaran yang disediakan sebesar Rp855 miliar.
"Every single penny counts. Jadi setiap yang kami keluarkan, dampaknya akan bermanfaat untuk Indonesia, tidak hanya saat acara tapi setelahnya," jelasnya.
Dampak positif dari pertemuan tahunan IMF World Bank ini akan dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Nantinya, Indonesia juga dikenal lebih luas lagi secara internasional, yang jadi modal dasar dalam mengembangkan sektor pariwisata ke depan.