close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi SPBU. Foto Alinea.id/Sat.
icon caption
Ilustrasi SPBU. Foto Alinea.id/Sat.
Bisnis
Selasa, 15 Februari 2022 18:22

Pertamax Turbo naik, Pertamina: Shifting ke Pertamax sangat kecil

Kenaikan harga BBM nonsubsidi tidak akan membuat masyarakat bergeser ke penggunaan BBM jenis Pertamax.
swipe

PT Pertamina (Persero) menyebut kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax Turbo (RON 98) tidak akan membuat masyarakat bergeser ke penggunaan BBM jenis Pertamax (RON 92).

Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Irto Ginting mengatakan segmen konsumen Pertamax turbo adalah pemilik kendaraan yang membutuhkan BBM RON tinggi sesuai dengan spek mesinnya.

"Segmen pengguna Pertamax Turbo ini sudah jelas adalah pemilik kendaraan dengan spek mesin dengan RON tinggi," katanya kepada Alinea.id, Selasa (15/2).

Oleh karena itu, konsumen Pertamax Turbo sudah paham betul kebutuhan untuk mesin kendaraan mereka. Sehingga tidak membuat mereka serta merta beralih.

"Cukup kecil kemungkinan shifting ke Pertamax apalagi Pertalite," lanjutnya.

Pertamina melakukan penyesuaian pada tiga jenis produk BBM-nya. Yakni Pertamax Turbo (RON 98) mengalami penyesuaian harga menjadi Rp13.500 dari Rp12.000 per liter. Pertamina Dex (CN 53) naik menjadi Rp13.200 dari Rp11.050 per liter. 

Kemudian, harga Dexlite (CN 51) menjadi Rp12.150 per liter untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5%. Harga Dexlite tersebut naik dari sebelumnya Rp9.500 per liter.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menyampaikan jika kenaikan harga BBM ini sudah tepat secara regulasi.

"Dari perspektif regulasi sudah tepat," ungkapnya kepada Alinea.id, Senin (14/2).

Dia menjelaskan BBM yang disesuaikan juga merupakan BBM nonsubsidi yang kewenangannya ada di badan usaha. Di mana saat harga naik dilakukan penyesuaian harga.

"Bagi badan usaha ketika harga bahan baku naik pasti harga jual BBM akan disesuaikan," lanjutnya.

Komaidi menjelaskan dari sisi daya beli semestinya tidak berdampak signifikan. Pasalnya, BBM yang mengalami kenaikan adalah BBM nonsubsidi dan penggunanya secara teoritis adalah kelompok menengah atas.

"Inflasi akan terhenti pada kelompok tersebut seharusnya," kata Komaidi.

img
Anisatul Umah
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan