PT Pertamina (Persero) berencana terus mengembangkan avtur dengan campuran minyak inti sawit. Setelah berhasil memproduksi avtur dengan kandungan minyak inti sawit 2,4% atau dikenal dengan Jet Avtur 2,4 (J2.4) ke depan akan dikembangkan ke J5, bahkan hingga J100.
Hal tersebut disampaikan oleh Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI), Ifki Sukarya. Menurutnya, ketentuan untuk pengembangan produk bioavtur J5 tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015.
"Mengatur kewajiban pencampuran bahan bakar nabati dalam bahan bakar jenis avtur dengan persentase pada tahun 2025 bioavtur 5%," katanya kepada Alinea.id, Kamis (10/2).
Menurutnya, pertamina juga berencana untuk melakukan pengembangan produk J100 sebagai komponen campuran bioavtur.
"Yang akan dihasilkan pada proyek pengembangan TDHT Fase 2 Biorefinery Cilacap yang ditargetkan selesai pada awal tahun 2025," ujarnya.
Sebelumnya, Pesawat CN235-200 FTB milik PT Dirgantara Indonesia pada Rabu (6/10), melakukan uji terbang dengan menggunakan campuran bahan bakar yang terdiri dari campuran 2,4% minyak inti sawit, bioavtur J2.4. Ini merupakan hasil kerja sama antara Institut Teknologi Bandung dan Riset Teknologi dan Inovasi PT Pertamina (Persero) dengan menggunakan katalis merah putih.
Bioavtur ini merupakan salah satu produk bahan bakar nabati yang saat ini masuk dalam PSN (Program Strategis Nasional) Bahan Bakar Hijau. Keberhasilan Uji Terbang ini menjadi langkah awal dalam mendukung pengembangan Bioavtur.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya dalam mendorong percepatan energi baru terbarukan (EBT) dan pengurangan emisi gas rumah kaca pada transportasi udara.
"Kita telah melihat sejarah baru, yaitu penerbangan perdana yang menggunakan bahan bakar nabati, yang memang kita tunggu selama ini dan pagi ini telah dicoba jarak Bandung-Jakarta dengan menggunakan bahan bakar nabati Pesawat CN235-200 FTB," ucapnya.