PT Pertamina (Persero) menyatakan harga bahan bakar pesawat atau avtur sudah diperhitungkan sesuai dengan formula yang ditetapkan oleh pemerintah. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan perseroan hanya mengikuti ketentuan yang ada.
Nicke juga mengklaim harga avtur Pertamina masih kompetitif, bahkan maskapai penerbangan Indonesia yang ada di luar negeri masih menggunakan avtur milik Pertamina.
"Avtur dan solar kita sudah tidak impor, bahkan untuk avtur kita sudah ekspor," kata Nicke Widyawati di Jakarta, Selasa (26/11).
Namun, Nicke menjelaskan, untuk wilayah Indonesia timur, harga avtur ada kenaikan dikarenakan infrstruktur yang banyak belum mendukung keekonomian.
Oleh karena itu, Pertamina akan membangun infrastruktur kilang di Indonesia timur, agar BBM satu harga dan distribusi bahan bakar lainnya bisa mencapai keekonomian yang sama.
Pernyataan tersebut terkait dengan perkataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bahwa pemerintah akan melakukan penyeimbangan (rebalancing) harga avtur untuk menurunkan harga tiket pesawat yang selama ini masih tinggi.
Budi menyebut pihaknya akan menggelar rapat dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan PT Pertamina (Persero) untuk membahas harga bahan bakar pesawat tersebut.
“Ada tarif yang lebih terjangkau bisa dipenuhi apabila avtur lebih murah. Kami akan rapat dengan Kementerian BUMN dan Pertamina untuk rebalancing harga avtur,” kata Budi.
Budi mengungkapkan saat ini harga avtur di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, lebih tinggi 25% dari harga avtur di Singapura. Karena itu, ia menginginkan adanya penyeimbangan harga, setidaknya selisihnya 15% dari harga avtur di Singapura.
“Nanti bisa saja kita turunkan bedanya hanya 15%-20%,” katanya.
Budi juga membuka opsi adanya pemasok bahan bakar avtur selain Pertamina agar menyediakan harga yang lebih kompetitif.
“Kita enggak menutup hal itu. Kita akan berikan opsi selain Pertamina, tentunya kita harapkan pemasok lokal,” kata dia. (Ant)