close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono. Youtube.
icon caption
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono. Youtube.
Bisnis
Senin, 08 Agustus 2022 18:54

Pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,44%, Bahlil sebut investasi hilirisasi berperan penting

Kenaikan konsumsi rumah tangga yang terjadi karena adanya peningkatan daya beli.
swipe

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, melaporkan melalui rilis BPS pada Jumat (5/8) bahwa ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan 5,44% year on year (yoy) pada triwulan II-2022. 

Pertumbuhan ini didukung oleh naiknya konsumsi rumah tangga menjadi 5,51% yoy yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 2,92%, net ekspor yang naik di posisi 19,74% yoy sehingga menyumbang 2,14%. Sementara, posisi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi sebesar 3,07% yoy dan andil terhadap pertumbuhan ekonomi sebanyak 0,94%.

Kenaikan konsumsi rumah tangga sendiri berdasarkan data BPS dipicu daya beli masyarakat bawah yang terbantu oleh subsidi dan meningkatnya aktivitas belanja masyarakat kelas menengah-atas, terutama di momen bulan Ramadan dan Idulfitri. Sedangkan, pada PMTB atau investasi, peningkatan terjadi karena adanya pertumbuhan barang modal, seperti mesin, kendaraan, bangunan, dan konstruksi lainnya, serta peningkatan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Dalam Negeri (PMDN).

Lebih lanjut data BPS juga menyebutkan, kenaikan kinerja ekspor di triwulan II-2022 karena adanya kenaikan harga komoditas unggulan ekspor dan melonjaknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor jasa.

Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, kenaikan konsumsi rumah tangga yang terjadi karena adanya peningkatan daya beli merupakan bukti adanya kepastian pendapatan dan lapangan kerja.

“Saya kaitkan konsumsi rumah tangga ini dengan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat meningkat karena ada kepastian pendapatan dan lapangan kerja. Sedangkan lapangan pekerjaan itu diciptakan oleh sektor swasta,” ujar Bahlil dalam pemaparannya di Konferensi Pers Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta (8/8).

Lapangan pekerjaan itu sendiri, menurut Bahlil, menjadi bukti pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan lewat sektor usaha yang salah satu instrumennya adalah investasi.

Berkaitan dengan ekspor yang berada di posisi 19,74 yoy, Bahlil mengaku ini adalah hal yang paling menarik. Pasalnya, ekspor yang dilakukan Indonesia saat ini bukan hanya mengandalkan bahan baku saja, melainkan ekspor produk hilirisasi.

“Sekarang kan hilirisasi terjadi, dan betul-betul mempunyai impact yang positif. Ini yang disampaikan bapak Presiden tentang transformasi ekonomi yang ujungnya adalah nilai tambah, hilirisasi. Pemerintah saat ini mendorong betul investasi bidang hilirisasi,” tutur Bahlil.

Bahlil juga mengatakan, adanya investasi di bidang hilirisasi telah memberikan lapangan pekerjaan yang cukup signifikan. Sehingga, ia juga optimis kondisi kondisi ekonomi Indonesia saat ini baik dan harus dipertahankan.

“Kita ini sebenarnya di super posisi on the track lah kira-kira. Dan saya berpendapat, kalau ini bisa kita pertahankan, bisa lebih baik lagi kita,” ujelarnya.

Ada poin-poin penting yang menurut Bahlil perlu dilakukan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik, yaitu menjaga stabilitas politik, kemampuan berkolaborasi, dan percepatan kepastian hukum yang bisa di-update.

“Kami dari kementerian investasi juga tetap fokus untuk kolaborasi dengan pengusahapengusaha besar, UMKM, dan pengusaha daerah dalam rangka melakukan percepatan,” ucapnya.

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan