Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 mencapai 5,02% atau melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada 2019 sebesar 5,17%.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan perlambatan tersebut didorong oleh melemahnya pertumbuhan negara-negara mitra dagang utama, sehingga permintaan barang ke Indonesia menurun.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 adalah sebesar 5,02%, lebih lambat dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017. Tapi mempertahankan 5% di situasi sekarang tidaklah gampang dan ini cukup baik," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (5/2).
Suhariyanto menjelaskan penurunan ekonomi pada 2019 juga didorong oleh perlambatan hampir seluruh sektor industri yang menjadi sumber utama pendorong ekonomi pada 2018.
Dia merinci, sektor industri pada 2018 tumbuh sebesar 19,7% dan memiliki kontribusi sebesar 19,9% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara, pada 2019 pertumbuhannya turun menjadi 3,8% begitu pula kontribusinya hanya 4,27% terhadap PDB.
Selain itu, sektor perdagangan juga hanya mampu tumbuh 4,62% pada 2019, setelah sebelumnya di 2018 tumbuh hingga 13%. Hal yang sama juga dialami oleh sektor pertanian yang hanya tumbuh 3,64% di 2019, dibandingkan 2018 yang mencapai 12,72%.
Pertumbuhan positif hanya dialami oleh sektor jasa yaitu jasa lainnya dan jasa perusahaan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 10,55% dan 10,25% pada 2019, sedangkan tahun sebelumnya hanya 1,95% dan 1,92%. Selain itu, pertumbuhan terjadi di sektor informasi dan komunikasi sebesar 9,42% pada 2019, atau naik dari 2018 yang hanya tumbuh 3,96%.
Lebih lanjut, Suhariyanto menerangkan, perlambatan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2019 juga didorong oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2019 yang hanya sebesar 4,97% atau terkontraksi dibandingkan kuartal III-2019 yang tumbuh sebesar 5,01%.
Hal serupa juga dialami negara-negara mitra dagang utama Indonesia pada kuartal IV-2019 seperti Tiongkok yang pertumbuhan ekonominya terkoreksi dari 6,5% pada 2018 menjadi 6% pada 2019.
Lalu, ekonomi Amerika Serikat (AS) hanya tumbuh 2,3% di kuartal IV-2019, setelah di periode yang sama pada 2018 tumbuh 2,5%. Selain itu, Singapura mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 0,8% di kuartal IV-2019, turun dibandingkan kuartal IV-2018 yang tumbuh 1,3%.
"Jadi banyak negara yang mengalami perlambatan ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia turut melambat," ucapnya.