Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2019 tumbuh sebesar 5,02% atau melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,17%.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini juga tercatat melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 yang tumbuh positif di angka 5,05% (year on year/yoy)
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan sejak kuartal satu hingga kuartal tiga tumbuh sebesar 5,04% (yoy)," katanya di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (5/11).
Suhariyanto menjelaskan, melambatnya pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2019 terjadi karena kondisi ekonomian global yang tak kunjung stabil dan terus melambat. Dia mengatakan, Amerika Serikat (AS) sebagai kekuatan ekonomi dunia hanya mampu tumbuh 2% di kuartal ketiga secara tahunan.
"Melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,1% (yoy)," ujarnya.
Sementara, pertumbuhan ekonomi China, meski masih tinggi namun pada mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 6,5% menjadi 6% di tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi Indoensia di kuartal III-2019 ditopang oleh sisi produksi. Pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi disokong Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,49%. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada Komponen PK-LNPRT yang tumbuh sebesar 13,15%.
Suhariyanto pun menuturkan, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku untuk kuartal ketiga 2019 mencapai Rp4 067,8 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2 818,9 triliun.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan III-2019 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia, yakni sebesar 59,15%, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,14%, dan Pulau Kalimantan sebesar 7,95%. Sementara itu, Pulau Sulawesi dengan kontribusi sebesar 6,43% memiliki laju pertumbuhan tertinggi.