close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Manajemen Archi Indonesia saat melakukan paparan publik, Senin (31/05/2021). Foto tangkapan layar.
icon caption
Manajemen Archi Indonesia saat melakukan paparan publik, Senin (31/05/2021). Foto tangkapan layar.
Bisnis
Senin, 31 Mei 2021 12:17

Akan IPO, perusahaan emas milik Peter Sondakh incar dana Rp3,9 triliun

Archi Indonesia akan melepas sebanyak-banyak 4,96 miliar saham, dengan harga penawaran di kisaran Rp750 hingga Rp800 per saham.
swipe

Perusahaan tambang PT Archi Indonesia Tbk. atau Archi, menyampaikan akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), melalui skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada Juni mendatang.

Rencananya, perusahaan milik pengusaha Peter Sondakh ini akan melepas sebanyak-banyak 4,96 miliar saham, dengan harga penawaran di kisaran Rp750 hingga Rp800 per saham. Dengan kisaran harga tersebut, perseroan menargetkan nilai IPO sebanyak-banyaknya Rp3,974 triliun.

Wakil Direktur Utama Archi Indonesia, Rudy Suhendra mengatakan, tujuan IPO perusahaan adalah untuk mengembangkan dan mengakselerasi rencana pertumbuhan perseroan, sekaligus untuk terus meningkatkan tata kelola perusahaan. 

"Dengan mencatatkan saham di BEI, Archi bermaksud untuk mempercepat rencana pertumbuhan kinerja perusahaan, dan meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik dengan adanya pengawasan langsung dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI sebagai regulator, serta masyarakat secara umum," ujar dia dalam paparan publik, Senin (31/5).

Dalam aksi korporasi ini, Archi akan menggunakan laporan keuangan konsolidasi audit yang berakhir pada 31 Desember 2020. Perusahaan tercatat telah menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, serta PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dari IPO ini.

Direktur Keuangan Archi Indonesia Adam Jaya Putra menuturkan, sekitar 90% dana yang diperoleh dari IPO ini akan digunakan perseroan untuk pembayaran sebagian pokok utang bank. Sementara, sisanya 10% akan digunakan untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja.

Dengan penggunaan dana IPO yang dominan untuk membayar utang, dia melanjutkan, perseroan optimistis IPO ini akan terserap oleh pasar sepenuhnya.

"Sebetulnya hari ini kami sudah proses bookbuilding, sudah hampir penuh untuk buku kami, ordernya. Kami melihat ke depan, prospek sangat baik dan bisa terus bertambah lagi order-order yang bisa ditempatkan," ucapnya.

Sebagai informasi, Archi Indonesia memiliki lokasi tambang di provinsi Sulawesi Utara, mulai beroperasi sejak 2011 dan telah memproduksi total 1,9 juta ons atau setara dengan 58 ton emas hingga 2020. Perseroan memiliki cadangan bijih emas sebanyak 3,9 juta ons atau setara dengan 121 ton per akhir Desember 2020.

Archi, atau juga dikenal dengan Tambang Emas Toka Tindung, merupakan salah satu perusahaan tambang emas terbesar di Indonesia yang terdiri dari dua Kontrak Karya yang dimiliki oleh Entitas Anak Archi, yaitu PT Meares Soputan Mining (PT MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (PT TTN). Kedua Kontrak Karya ini berlaku hingga tahun 2041, dan bisa mendapatkan dua kali perpanjangan, masing-masing untuk jangka waktu maksimum 10 tahun. 

Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu tambang emas yang memiliki tingkat cadangan bijih emas tertinggi serta umur tambang (Life-of-Mine atau LOM) terpanjang di kawasan Asia Tenggara, menurut konsultan industri pertambangan CRU International Limited (CRU).

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan