Perusahaan pelat merah kian melirik penerbitan obligasi Komodo sebagai alternatif sumber pendanaan. Rencananya, PT Wijaya Karya Tbk siap menerbitkan surat utang tersebut pada semester I tahun depan.
"Kami akan menangani satu rencana penerbitan obligasi Komodo yang akan dilakukan di awal tahun depan," ujar Presiden Direktur Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir, Jakarta, Selasa (19/12). Dana hasil penerbitan obligasi Komodo tersebut akan digunakan untuk belanja modal alias capital expenditure (Capex), pembiayaan kembali atau refinancing dan pengembangan usaha.
PT Jasa Marga Tbk telah lebih dahulu menerbitkan obligasi Komodo senilai Rp 4 triliun. Transaksi itu sekaligus merupakan yang pertama di Indonesia. Saat itu, Mandiri Sekuritas merupakan salah satu dari Joint Global Coordinators bersama HSBC. Apabila tak ada aral melintang, penerbitan obligasi Komodo Wijaya Karya akan menjadi yang kedua di Indonesia.
Obligasi Komodo merupakan surat utang yang dicatatkan di bursa luar negeri atau global bond, namun dalam denominasi rupiah. Jasa Marga melakukan roadshow ke beberapa negara yaitu Hong Kong, Singapura, London, New York dan Boston sebelum mengumumkan penerbitan Komodo Bond. Adapun pencatatannya dilakukan di London Stock Exchange (ISM) dan Bursa Efek Singapura (SGX) pada 11 Desember 2017.
Selain Wijaya Karya, Silvano menyebut masih ada satu perusahaan BUMN lainnya yang berminat untuk menerbitkan obligasi Komodo. "Namun, perusahaan tersebut masih dalam tahap diskusi," tutur dia.
Bisnis Tahun Depan
Selain obligasi Komodo, Mandiri Sekuritas juga akan menangani penerbitan global bond dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS) di semester I tahun 2018. Setidaknya, terdapat empat perusahaan dalam rencana penerbitan atau pipeline, yakni tiga perusahaan swasta dan satu BUMN.
Ketiga perusahaan swasta tersebut antara lain sektor energi, media dan pertambangan. "Untuk swasta nilainya tidak besar, minimum berkisar US$150 juta," ujar Silvano.
Anak usaha Bank Mandiri itu juga akan menangani penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) tiga perusahaan senilai total Rp 3 triliun. Ketiganya antara lain perusahaan sektor bahan bangunan, kesehatan serta makanan dan minuman.
"Transaksi tersebut akan dilakukan di semester I 2018," kata Silvano.