close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi/shutterstock
icon caption
Ilustrasi/shutterstock
Bisnis
Kamis, 05 April 2018 09:45

Petani AS mulai rasakan dampak perang dagang

Pabrik anggur di Livermore Valley di San Francisco Bay Area di California utara, menangguhkan pengiriman 5000 peti wine ke China
swipe

Ekspor wine (anggur) California yang sedang melonjak ke China menemui rintangan besar. Ini setelah China memberlakukan tarif pembalasan pada impor wine AS, yang mulai berlaku pada Senin (2/4).

Wente Vineyards, sebuah pabrik atau kilang anggur di Livermore Valley di San Francisco Bay Area di California utara, baru-baru ini, menangguhkan pengiriman 5.000 peti wine tujuan China. Alasannya importir di China lebih suka menunggu dan melihat bagaimana penerapan tarif.

"Importir juga ingin melihat bagaimana konsumen China melihat produk AS dan bagaimana hal itu memengaruhi kebiasaan pembelian langsung mereka," kata Wakil Presiden Penjualan Internasional di Wente Family Estates, Michael Parr, pada Rabu (4/4)

Pihaknya berharap upaya diplomasi dan negosiasi antara AS dan China akan segera ditingkatkan. Dalam upaya menghindari eskalasi hambatan perdagangan yang tidak adil .

Dibandingkan dengan Wente, Klinker Brick Winery di kota Lodi di California Central Valley lebih beruntung. Klinker sudah mengirim 1.000 peti wine ke Shenzhen di China, selatan pekan lalu. Ini adalah pertama kalinya pabrik wine tersebut mengekspor ke China. Tetapi tarif baru akan menjadi tantangan besar bagi perjalanan Klinker Brick ke pasar China

China memulai tarif pembalasan antara 15% hingga 25% terhadap US$2,75 miliar produk impor dari AS, termasuk anggur, kacang dan daging babi. Hal itu sebagai tanggapan terhadap tarif tinggi pada aluminium dan baja yang diumumkan pemerintahan Presiden AS Donald .

Petani California menyebut tarif tersebut sebagai sebuh pukulan untuk bisnis mereka. "Pasar China sedang berkembang pesat dan memiliki potensi besar sebagai konsumen wine impor," kata Presiden dan CEO Lodi Chamber of Commerce, Pat Patrick. Lodi adalah area produksi anggur utama di AS, dengan 100.000 hektare (ha) anggur dan sekitar 100 kilang anggur.

China diperkirakan akan melampaui Inggris sebagai pasar wine terbesar kedua di dunia pada 2020. Didorong oleh kelas menengah yang terus tumbuh dan generasi milenium. China terbukti menjadi pasar yang menarik karena industri anggur California telah melihat minat yang terus meningkat dari konsumen China.

Konsumen China memercayai produk Amerika karena kualitasnya bagus. Namun mereka harus menunggu dan melihat apakah konsumen Tiongkok bersedia membayar lebih untuk wine AS.

Selain itu, hambatan perdagangan itu merugikan bagi konsumen dan pekerja, seorang ahli ekonomi AS mengatakan kepada Xinhua pada Rabu (4/4).

"Para ekonom umumnya percaya bahwa tarif atau hambatan perdagangan lainnya merugikan konsumen, karena mereka meningkatkan harga barang-barang yang dikonsumsi di dalam negeri," kata Asisten Profesor di Departemen Ekonomi di University of Texas di Austin, Nitya Pandalai Nayar.

Penelitian terbaru telah menyoroti bahwa ketidakpastian kebijakan juga dapat memiliki efek kesejahteraan negatif bagi konsumen. Para pekerja akan menghadapi periode penyesuaian yang sulit dalam menanggapi guncangan perdagangan.

Ada beberapa kesalahpahaman umum tentang masalah ini. Semua pihak harus berhati-hati menafsirkan defisit perdagangan bilateral semacam itu. Misalnya, sebagian besar ekspor China ke AS adalah karena pemrosesan perdagangan. Dalam hal itu, China akan benar-benar mengimpor sebagian besar dari nilai ekspor. AS memiliki defisit perdagangan bilateral dengan China hanya dalam perdagangan barang, dan tidak dalam perdagangan.

Pemerintah AS pada Selasa (3/4) mengumumkan daftar produk yang diusulkan dikenakan tarif tambahan. Hal itu ditanggapi China, pada Rabu (4/4) yang membalas unilateralisme AS dengan rencana tarif yang sama. Menerbitkan daftar produk impor dari Amerika Serikat yang akan dikenakan tarif lebih tinggi, termasuk kedelai, mobil, dan produk-produk kimia.

Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara Tiongkok telah memutuskan untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 25% atas 106 item produk-produk di bawah 14 kategori, Departemen Keuangan Tiongkok mengatakan dalam sebuah pernyataan.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan