PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. memperkirakan akan ada penurunan permintaan gas hingga 31,59 billion british thermal unit per day (bbtud) sepanjang tahun 2020 akibat Covid-19.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan Covid-19 berdampak signifikan pada penurunan pasar gas bumi nasional. Gigih menyebut penurunan permintaan terbesar ada pada sektor ritel yang turun 18,66 bbtud.
"Kondisi ini akan terjadi hingga Juli nanti. Kami perkirakan pasar ritel akan ada penurunan permintaan hingga 40 bbtud," ujar Gigih dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (16/4).
Sementara, untuk pelanggan korporat, PGN mencatatkan penurunan permintaan 10 bbtud. Pada April dan Mei, PGN memperkirakan akan ada penurunan hingga 60 bbtud dari pelanggan korporat.
"Penurunan permintaan ini disebabkan beberapa kendala industri seperti pasokan bahan baku impor yang berkurang, berkurangnya produksi karena permintaan menurun dan depresiasi rupiah," katanya.
Sementara, dilihat dari industrinya, penurunan permintaan gas terbesar datang dari sektor industri petrokimia yang berkurang 12 bbtud. Lalu, disusul oleh permintaan dari industri keramik sebesar 11 bbtud dan makanan 10 bbtud. Adapun untuk permintaan pelanggan baru, Gigih mengatakan ada penurunan hingga 3 bbtud.
Gigih melanjutkan, saat ini pelanggannya di sektor industri telah meminta kelonggaran untuk tak mengambil lebih dari batasan minimum volume gas yang ada di kontrak. Sehingga, Gigih mengatakan, PGN akan memberi relaksasi dengan mengambil volume di bawah minimum tanpa pengenaan minimum biaya.