Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu memastikan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 di Tanjung Lalang, Muara Enim, Sumatera Selatan akan commercial operation date (COD) sesuai dengan rencana, yakni 7 September 2023.
"Harapannya bisa segera COD sesuai rencana pada 7 September 2023 dan segera masuk (sistem) kelistrikan," jelas Jisman dalam keterangan resminya, Sabtu (5/8).
Untuk evakuasi listrik PLTU Mulut Tambang berkapasitas 2x660 Megawatt (MW) tersebut, Jisman menjelaskan, akan menggunakan transmisi 275kV dari PLTU ke sistem Lahat dan Gumawang. Namun ke depan persoalan transmisi tersebut harus segera dituntaskan, mengingat perbedaan demand dan supply kelistrikan di Sumatera.
"Ke depannya memang ini perlu segera kita selesaikan terkait transmisi, karena memang pusat listriknya ada di Sumatera bagian selatan, sementara demand listriknya itu berada di Sumatera bagian utara, sehingga mau tidak mau harus ada transmisi," bebernya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama MIND.ID Dany Amrul Ichdan menyampaikan, pihaknya melakukan akselerasi agar penyaluran listrik PLTU Sumsel 8 (2x660 MW) bisa berjalan dengan lancar.
"Kami berharap agar berjalan smooth. Kami harus melakukan akselerasi dan beberapa breaktrough. Infrastruktur transmisi harus berjalan, kami butuh evakuasi daya listrik yang dihasilkan nanti September," ucap Dany.
Sedangkan Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto menyampaikan, PLN siap untuk menyalurkan listrik PLTU Sumsel 8 (2x660 MW) ke sistem Sumatera.
"Melalui jaringan listrik yang handal kami siap menyalurkan listrik PLTU Sumsel 8. Inyha Allah September ini bisa selesai (dan disalurkan kedalam sistem) Muara Enim-Lahat dan Muara Enim-Gumawang. Mudah-mudahan apa yang kita rencanakan bisa sesuai realisasinya. Kita support apa yang dikerjakan HBAP (Huadian Bukit Asam Power)," ungkap Wiluyo.
PLTU Sumsel 8 (2x660 MW) merupakan bagian dari Program Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW. Pembangkit ini berlokasi di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Pembangkit yang juga dikenal dengan nama PLTU Tanjung Lalang ini dibangun oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) yang merupakan kerja sama strategis antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan China Huadian Hongkong Company Ltd (CHDHK).
Pembangkit tersebut memakai teknologi ramah lingkungan yakni super critical. Dalam rangka menekan emisi gas buangnya, PLTU Sumsel 8 juga menerapkan teknologi flue gas desulfurization (FGD) yang digunakan untuk meminimalkan sulfur dioksida dari emisi gas buang pembangkit listrik berbahan bakar fosil batu bara.