Polisi menahan 104 pekerja yang melakukan mogok kerja di pabrik Samsung Electronics di India selatan, Senin (16/9). Mereka ditangkap karena merencanakan pawai protes tanpa izin terkait dengan tuntutan kenaikan upah. Aksi mogok ini telah mengganggu produksi di pabrik utama tersebut selama sepekan terakhir.
Penahanan ini merupakan eskalasi dari aksi mogok yang terjadi di pabrik peralatan rumah tangga Samsung di dekat Chennai, negara bagian Tamil Nadu. Para pekerja menuntut kenaikan upah dan telah menghentikan produksi di pabrik yang berkontribusi sekitar sepertiga dari pendapatan tahunan Samsung di India, yang mencapai US$12 miliar.
Protes ini juga menjadi tantangan bagi inisiatif Perdana Menteri Narendra Modi yang berupaya menarik investor asing melalui program "Buat di India", dengan tujuan menggandakan produksi elektronik hingga US$500 miliar dalam enam tahun. Terpikat oleh biaya tenaga kerja yang rendah, banyak perusahaan asing mulai beralih ke India untuk diversifikasi rantai pasokan mereka dari Tiongkok.
Pada hari Senin, para pekerja berencana menggelar pawai protes, namun dihentikan karena tidak adanya izin. Menurut K. Shanmugam, perwira polisi senior distrik Kancheepuram, izin tidak diberikan karena daerah tersebut memiliki sekolah, perguruan tinggi, dan rumah sakit. "Daerah itu akan lumpuh total dan protes tersebut akan mengganggu ketertiban umum," ujarnya. Para pekerja akhirnya ditahan di sebuah gedung pernikahan.
Sejak pekan lalu, para pekerja Samsung telah mendirikan tenda darurat di dekat pabrik untuk memprotes tuntutan kenaikan upah, pengakuan serikat pekerja yang didukung oleh Centre of Indian Trade Unions (CITU), dan perbaikan jam kerja. Namun, Samsung menolak mengakui serikat pekerja yang didukung oleh kelompok buruh nasional seperti CITU, dan negosiasi antara pekerja, perusahaan, serta pejabat pemerintah negara bagian belum mencapai kesepakatan.
Wakil Sekretaris Jenderal CITU Tamil Nadu, S. Kannan, mengkritik tindakan polisi tersebut dan menyebutnya sebagai "langkah kuno oleh pemerintah negara bagian." Meski ada tindakan penahanan, 12 kelompok serikat pekerja, termasuk yang berafiliasi dengan partai berkuasa di Tamil Nadu, merencanakan aksi protes di Chennai pada Rabu mendatang untuk mendukung para pekerja yang mogok. Aksi ini berpotensi memperburuk hubungan antara Samsung dan para pekerjanya.
"Kami akan tetap melanjutkan protes hari Rabu, tidak ada perubahan dalam rencana," tegas A. Jenitan, wakil sekretaris distrik untuk CITU.
Protes ini menambah tantangan yang dihadapi Samsung di India, yang merupakan salah satu pasar utama bagi pertumbuhannya. Perusahaan asal Korea Selatan ini juga tengah menghadapi rencana pengurangan hingga 30% staf luar negeri di beberapa divisi, termasuk di India.
gSelain itu, Komisi Antimonopoli India menemukan bahwa Samsung dan beberapa perusahaan smartphone lainnya terlibat dalam kolusi dengan raksasa e-commerce untuk meluncurkan perangkat secara eksklusif, yang melanggar hukum persaingan.
Samsung belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar pada hari Senin, tetapi pada hari Jumat mereka menyatakan telah memulai diskusi dengan para pekerja di pabrik Chennai untuk menyelesaikan masalah secepat mungkin.
Rekaman video dari mitra Reuters, ANI, menunjukkan puluhan pekerja Samsung yang mengenakan seragam kemeja biru dibawa dengan bus ke sebuah aula. Pabrik Samsung ini mempekerjakan sekitar 1.800 pekerja, dan lebih dari 1.000 di antaranya telah melakukan aksi mogok. Pabrik ini memproduksi peralatan rumah tangga seperti lemari es, TV, dan mesin cuci. Sementara itu, pabrik Samsung lainnya di Uttar Pradesh, yang memproduksi smartphone, tidak mengalami gangguan serupa.
Polisi juga menahan salah satu pemimpin senior CITU, E. Muthukumar, yang memimpin protes di pabrik dekat Chennai. Menurut pejabat polisi Kancheepuram, Shanmugam, belum ada kepastian mengenai berapa lama para pekerja akan ditahan.