PT Hartono Istana Teknologi mencatat ekspor produk elektronika hingga ke 52 negara. Sementara untuk pemasaran di domestik, pemilik merk Polytron ini telah memiliki 2.500 diler yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Untuk penjualan, lebih banyak memang 95% ke domestik, sementara tujuan ekspornya antara lain ke Thailand, Myanmar, Bangladesh, Spanyol, Arab Saudi, Sri Lanka dan Filipina,” kata CEO PT Hartono Istana Teknologi, Hariono kepada wartawan.
PT Hartono Istana Teknologi cukup mendominasi pasar nasional untuk produk speaker dan televisi tabung dengan market share masing-masing sebesar 72% dan 66% pada 2016. Hal itu didukung dengan keberadaan 20 sales office dan 64 service center yang dimiliki perusahaan.
Sementara itu, Direktur R&D PT Hartono Istana Teknologi, Adi Susanto mengatakan, perusahaan telah mulai membangun divisi R&D sejak 1982. Divisi R&D Polytron dapat menghasilkan 10 produk inovasi baru pada setiap tahunnya.
“Khusus untuk produk televisi, divisi R&D wajib menghasilkan dua produk televisi dengan inovasi terbaru yang akan dipasarkan. Ada 60 hak paten yang sudah kami didapatkan dari hasil riset. Dari riset ini bisa kami kembangkan untuk produk jadi,” katanya.
Salah satu inovasi produk Polytron yang berhasil mendapatkan hak paten dari Amerika Serikat adalah penggunaan natural hair leather atau kulit sapi dan kambing sebagai membran speaker yang terinspirasi dari bedug di Masjid.
Sementara, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan industri elektronika meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan. Sekaligus penguatan desain dalam upaya menciptakan inovasi teknologi dan produk di tengah era digital yang berkembang. Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri elektronika merupakan salah satu dari lima sektor yang akan menjadi percontohan dalam penerapan revolusi industri 4.0 di Tanah Air.
“Di Indonesia, industri elektronika mempekerjakan banyak tenaga kerja, Polytron adalah salah satu produsen elektronika yang menjadi pionir karena sudah punya fasilitas research and development serta design (R&DD),” katanya.
PT Hartono Istana Teknologi merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan berbagai produk elektronika jenis audio, video, telepon seluler dan kebutuhan rumah tangga dengan merek Polytron. Memiliki tiga pabrik di Jawa Tengah dengan luas total mencapai 69 hektare, perusahaan yang berstatus penanaman modal dalam negeri ini mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 10.000 orang.
Airlangga mengungkapkan pemerintah sedang menyiapkan insentif fiskal yang disebut super deductible tax atau pengurangan pajak di atas 100%. Selain guna mendorong agar terlibat dalam program pendidikan vokasi, insentif ini dapat dimanfaatkan bagi perusahaan yang berkomitmen melakukan riset untuk menciptakan inovasi.
Perkembangan industri elektronika masih prospektif karena terlibat dalam rantai pasok komponen untuk sektor lainnya seperti industri otomotif. Apalagi, industri otomotif sedang tumbuh dan Indonesia tengah mengembangkan sarana transportasi massal yang bisa membuka peluang lebih besar bagi bisnis produk elektronika di dalam negeri.
Industri elektronika juga berperan penting mengoptimalkan terhadap penyerapan bahan baku lokal. Upaya ini dinilai dapat mendorong penguatan nilai Rupiah. Contohnya, dengan perkembangan bioskop di Tanah Air yang belakangan banyak membutuhkan speaker, dimana boks speaker yang berbahan kayu tersebut seharusnya bisa dibuat di dalam negeri.