Dalam mendukung transformasi digital di Indonesia, Kemenperin terus mendukung pengembangan dan transformasi industri drone dalam negeri agar lebih inovatif, berdaya saing dan mendunia.
Kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier, industri drone merupakan bagian dari kelompok industri alat angkutan yang mengalami pertumbuhan signifikan di atas pertumbuhan ekonomi nasional sejak kuartal II-2021.
“Pada kuartal II-2023, pertumbuhan industri alat angkutan mencapai 9,66%. Pertumbuhan positif ini disebabkan oleh pengaruh berbagai kebijakan pemerintah yang strategis dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif, serta mengimplementasikan program Making Indonesia 4.0,” tuturnya dalam keterangan resminya, Rabu (25/10).
Industri drone di Indonesia telah mampu mengembangkan dan memproduksi teknologi tanpa awak yang dapat dimanfaatkan di beragam sektor seperti perkebunan, militer, dan pengawasan.
Sekretaris Direktorat Jenderal ILMATE Kemenperin Yan Sibarang Tandiele menyampaikan, pemerintah telah menjalankan berbagai program dan kegiatan dalam pengembangan industri drone di tanah air, termasuk juga mempromosikan kemampuan industri drone di kancah internasional.
“Kami mendukung industri drone di Indonesia untuk maju dan terkenal di kancah dunia internasional,” ujarnya.
Sedangkan Wakil Ketua ASTTA Asha Wadya Saelan mengatakan, potensi pasar drone di Indonesia pada 2028 akan mencapai US$93 juta dari total US$48,6 milliar untuk potensi pasar drone dunia.
“Dengan nilai market sebesar itu seharusnya industri drone lokal mampu menguasai pasar tersebut. Penandatanganan kerja sama BETA UAS dengan Rohde & Schwarz ini memperkuat posisi Indonesia sebagai Drone Manufacturing Hub di Asia yang terpercaya dan mampu bersaing secara global,” paparnya.