close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sejumlah kapal yang membawa batubara melintasi Sungai Mahakam, Samarinda, Minggu (31/12). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan target produksi batubara tahun 2018 sebesar lebih dari 477 juta ton akan melampaui penetapan produksi ba
icon caption
Sejumlah kapal yang membawa batubara melintasi Sungai Mahakam, Samarinda, Minggu (31/12). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan target produksi batubara tahun 2018 sebesar lebih dari 477 juta ton akan melampaui penetapan produksi ba
Bisnis
Rabu, 17 Januari 2018 18:02

PP Presisi incar bisnis jasa pengangkutan batubara

Potensi pendapatan berulang atau recurring income dari coal hauling menggiurkan bagi PP Presisi.
swipe

Kembali bersinarnya batubara ikut mendongkrak optimisme bisnis jasa pengangkutan atau coal hauling. Anak usaha PT PP, PP Presisi menargetkan jasa coal hauling sanggup memberikan kontribusi pendapatan sekitar 10%-15% pada 2018. 

Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso optimistis bisa mencapai target tersebut. Awal tahun ini, melalui anak perusahaan PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA), PP Presisi telah mengantongi kontrak jasa coal hauling selama tiga tahun dengan PT Barasentosa Lestari, perusahaan tambang batubara yang beroperasi di Sumatera Selatan.

"Diperkirakan akan ada satu tambahan lagi kontrak jasa coal hauling di tahun ini," ujar Benny, Jakarta.

Jasa coal hauling merupakan lini bisnis anyar yang digarap perusahaan. Bisnis utama perusahaan merupakan sektor konstruksi dengan proyek-proyek infrastruktur strategis seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, bendungan dan sebagainya.

PP Presisi masuk ke bisnis jasa coal hauling lantaran tergiur potensi pendapatan berulang atau recurring income. Belum lagi, pendapatan dari sektor ini relatif lebih panjang dibandingkan dengan rata-rata jangka waktu proyek insfrastruktur yang berkisar dua tahun. "Sehingga akan membantu untuk diversifikasi pendapatan dan memperkuat pertumbuhan laba Perseroan ke depan," kata Benny. 

Untuk mendukung pekerjaan ini, PP Presisi akan menambah jumlah armada peralatan berat dengan pembiayaan dari hasil penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), dana internal maupun eksternal. Tahun ini, PP Presisi menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,4 triliun.

Perusahaan menargetkan bisa menggenggam total kontrak baru hingga Rp 8 triliun di tahun ini. Angka itu naik 35% dibandingkan realisasi 2017 yang sebesar Rp5,9 triliun.

"Perolehan kontrak baru 2017 mencapai 102% dari target kami yang sebesar Rp5,8 triliun," kata dia. 

PP Presisi resmi mencatatkan saham di pasar modal pada November 2017 lalu dengan melepas 2,35 miliar lembar saham atau sekitar 23% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Adapun harga penawaran mencapai Rp 430 per saham. Melalui pencatatan saham ini, perseroan mengantongi dana sekitar Rp1,01 triliun.

img
Satriani Ari Wulan
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan