Perusahaan pengembang properti PT PP Properti Tbk. (PPRO) menargetkan pendapatan pemasaran (marketing sales) sebesar Rp3,8 triliun pada 2020. Target ini naik 67,40% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu sebesar Rp2,27 triliun.
Direktur Utama PT PP Properti Tbk. Taufik Hidayat menyatakan perusahaan telah menyiapkan strategi bisnis demi meraih target pemasaran tersebut.
“Strategi kami di antaranya melakukakan percepatan pemasaran apartemen yang sudah selesai, mempercepat penyelesaian pembangunan apartemen, menambah produk landed house, serta mempercepat proses serah terima unit,” ujar Taufik di Jakarta, Senin (20/1).
Taufik mengungkapkan PPRO akan mempercepat proses serah terima unit properti yang berada di 15 lokasi pada tahun ini. Proyek tersebut yakni 7 tower apartemen dan ruko di Jabodetabek, 4 tower apartemen di Jawa Timur, 2 tower apartemen dan rumah tapak di Jawa Tengah, serta rumah kantor (rukan) di Kertajati, Jawa Barat.
“Hal ini lah yang membuat PPRO nyaman dan optimis dengan pencapaian kinerja tahun 2020,” kata dia.
Sementara itu, PP Properti menargetkan laba bersih sebesar Rp346 miliar. Untuk mencapai laba bersih tersebut, PPRO menargetkan pendapatan (revenue) senilai Rp3,19 triliun.
Proyek baru 2020
Sementara itu, Direktur Keuangan PPRO Indaryanto mengungkapkan perusahaan akan menggarap tujuh proyek baru yang terdiri atas hunian vertikal dan rumah tapak pada 2020.
Ketujuh proyek tersebut yakni proyek rumah tapak Transyogi Cibubur, apartemen mahasiswa Sinduadi Yogyakarta, apartemen mahasiswa Petra Surabaya, Apartemen PP Square, perumahan tapak Rancasari Bandung, perumahan tapak Cikarang, dan apartemen mahasiswa di Makassar.
"Tiga apartemen akan menayasar pasar mahasiswa dengan kisaran harga Rp300-Rp500 juta," kata Indaryanto.
Indaryanto melanjutkan, PP Properti melihat potensi pasar mahasiswa masih cukup besar. Oleh karena itu, PPRO membangun apartemen yang berdekatan dengan kampus.
"Setiap tahun jumlah mahasiswa bertambah terus karena ada penerimaan mahasiswa baru, sehingga kebutuhan untuk hunian akan tetap ada," ujarnya.
Adapun pada tahun lalu, PPRO telah meluncurkan proyek apartemen mahasiswa yaitu Mazhoji di Margonda, Depok Jawa Barat.
Dalam kesempatan terpisah, Heads of Lots Services Lotus Andalan Sekuritas Krishna Dwi Setiawan menyatakan, secara keseluruhan, sektor properti belum bisa pulih seperti tahun 2012-2014. Sebab, pertumbuhan ekonomi masih berkutat di angka 5%.
"Properti masih berat, karena bank masih enggan menurunkan suku bunga kredit," kata Krishna.
Krishna melihat pasar properti pada 2020 akan bergeser ke rumah tapak karena hunian vertikal mulai kelebihan suplai. Adapun untuk PPRO, Krishna melihat selama industri properti bisa pelan-pelan pulih, PPRO akan diuntungkan.