Momentum penempatan Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Budi Waseso (Buwas) sebagai Dirut Bulog menggantikan Djarot Kusumayakti dinilai tepat. Pasalnya, persoalan pangan menjadi krusial menjelang bulan Ramadan.
Direktur Institut Agroekologi Indonesia (INAgri), Syahroni, di Jakarta, Minggu (29/4), mengatakan pergantian Dirut Bulog dari Djarot Kusumayakti ke Buwas diharapkan membawa harapan baik dalam mengatasi persoalan pangan nasional.
"Momentum pergantian tersebut tepat, apalagi menjelang waktu yang krusial yakni Ramadan dan Lebaran," katanya. dilansir Antara.
Buwas dinilai sebagai sosok yang tegas dan berani sehingga potensial untuk memberantas mafia pangan hingga ke akar-akarnya. Latar belakang dan pengalaman Buwas dalam menangani mafia pungli ketika di Bareskrim dan memberantas mafia narkoba ketika di BNN diyakini menjadi modal untuk membongkar mafia pangan.
Syahroni mengatakan pemerintah perlu memiliki resep untuk menstabilkan harga pangan. Saat ini, harga beberapa komoditas pangan masih di atas harga acuan penjualan pemerintah sebagaimana diatur dalam Permendag Nomor 26 tahun 2017. Jika kondisi tersebut tidak dikendalikan menjelang Ramadan dan Lebaran, maka akan memiliki dampak ekonomi dan politik.
"Bahkan ada kecenderungan isu pangan ini dipolitisasi oleh sekelompok orang," katanya.
Selain itu, Satgas pangan juga perlu diaktifkan untuk melakukan upaya-upaya komprehensif mengatasi harga pangan. Juga, perlunya inventarisasi peta produksi komoditas pangan secara valid, mengatur jalur distribusi yang pendek, serta melakukan edukasi ke konsumen terkait harga acuan penjualan pemerintah.
"Dengan demikian akan terjadi kesepahaman bersama soal harga komoditas pangan," katanya.
Berdasarkan pantauannya, beberapa harga pangan di pasaran masih tinggi. Di antaranya harga daging ayam ras acuan naik dari Rp32.000/kg menjadi Rp34.150/kg, bawang merah acuan Rp32.000/kg di pasaran naik jadi Rp37.650/kg, dan telur ayam acuan Rp22.000/kg di pasaran Rp23.850/kg.