PT Pradiksi Gunatama Tbk. (PGUN) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/7). Perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit terpadu ini melepas sebanyak 900 juta saham yang merupakan 18% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan.
Emiten berkode PGUN ini melepas saham mereka dengan harga penawaran Rp115 per saham. Dengan pelepasan saham tersebut, PGUN akan meraup dana segar sejumlah Rp103,5 miliar.
Direktur Keuangan PGUN Tamlikho mengatakan pencatatan saham ini merupakan realisasi dari komitmen manajemen PGUN untuk go public, melalui mekanisme perdagangan di BEI.
"Mulai saat ini Pradiksi Gunatama resmi menjadi perusahaan publik dan merupakan Emiten ke-32 yang mencatatkan sahamnya di BEI pada 2020 ini," ujar Tamlikho.
Dana hasil IPO ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi, lanjut Tamlikho, sekitar 40% akan digunakan perseroan untuk belanja modal pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur tersebut mencakup pembukaan lahan dan tanaman baru, pengembangan dermaga (jetty), pembangunan berupa pengerasan jalan serta untuk membangun fasilitas perumahan karyawan.
"Sementara 60% akan digunakan perseroan untuk pembelian pupuk, Tandan Buah Segar (TBS), dan operasional lainnya," tuturnya.
Adapun dalam aksi korporasi ini, emiten yang berdiri sejak 1995 menunjuk PT Investindo Nusantara Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek serta PT Panin Sekuritas Tbk dan PT Panca Global Sekuritas sebagai perusahaan penjamin emisi efek.
Sebagai informasi, Pradiksi Gunatama saat ini memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 22.586 hektare (Ha) yang berlokasi di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur. Kebun tersebut memiliki area tanam seluas 12.869 Ha, dengan tanaman telah menghasilkan seluas 11.669 Ha atau setara 51,66% dan tanaman belum menghasilkan seluas 1.200 Ha atau 5,31%.
Luas areal tanam milik perseroan yang masih dapat dikembangkan seluas 5.993 Ha atau sebesar 26,53% dan areal yang tidak dapat ditanam sebesar 3.725 Ha atau sebesar 16,49%. Perseroan memiliki pabrik minyak kelapa sawit dengan kapasitas 60 ton per jam dan masih dapat ditingkatkan menjadi 90 ton per jam atau setara dengan 100.000 MKS per tahun.