close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kementerian Pertanian mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam peningkatan produksi pertanian. / Istimewa
icon caption
Kementerian Pertanian mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam peningkatan produksi pertanian. / Istimewa
Bisnis
Senin, 17 Juni 2019 17:14

Komisi IV DPR apresiasi capaian Kementerian Pertanian

Komisi IV DPR RI mengapresiasi pencapaian yang telah diraih Kementan dalam tiga tahun berturut-turut tersebut.
swipe

Komisi IV DPR RI mengapresiasi pencapaian Kementerian Pertanian yang meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tiga tahun berturut-turut. Komisi Pertanian dan Kehutanan itu juga memuji prestasi Kementerian Pertanian dalam peningkatan produksi pangan.

Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo mengatakan, sudah seharusnya Komisi IV DPR mendukung penuh langkah-langkah Kementan. Terutama langkah peningkatan produksi pangan yang bermuara pada kesejahteraan petani. 

“Gelar WTP memang menjadi bonus yang diperoleh dengan kinerja yang baik dari program yang dilakukan Kementan," kata politikus Partai Gerindra itu usai rapat kerja Komisi IV DPR di Jakarta, Senin (17/6).

Sementara itu, anggota Komisi IV Fraksi Partai Demokrat dari Papua Barat, Michael Wattimena menuturkan, penilaian opini WTP tiga kali berturut-turut menunjukkan Kementan memenuhi kualifikasi kinerja yang baik. 

“Hasil pencapaian (produksi, ekspor dan investasi) yang dilakukan Menteri Pertanian Amran Sulaiman tidak ada yang loose (gagal), selalu up (naik),” tutur Michael Wattimena.

Wattimena mencontohkan ekspor jagung, yang kemudian diikuti ekspor kambing dan domba ke Malaysia. Bahkan, kata Wattimena, prestasi peningkatan ekspor ini luar biasa. 

“Bukan hanya itu, Menteri Pertanian juga selalu tanggap setiap kali ada daerah yang terkena bencana. Apalagi bencana yang berdampak langsung pada pertanian,” kata dia.

Seperti diberitakan, pada Selasa (11/6), anggota IV BPK RI Rizal Djalil menyerahkan capaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Kementerian Pertanian atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2018. 

Menurut Rizal, raihan opini WTP ini menandakkan pengelolaan anggaran Kementan dilakukan secara akuntabel dan standar akutansi pemerintah. Hebatnya lagi, kata dia, Kementan satu-satunya kementerian yang tidak pernah terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT).

“Jadi kita semua harus mengapresiasi kerja keras Menteri Pertanian pada tahun anggaran 2018 yang telah mencapai target realisasi yang sangat besar, hampir 91 persen dari total anggaran Rp 24,38 triliun terealisasi Rp 21,84 triliun,” kata Rizal.

Capaian Kementan

Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian, hingga tahun 2018 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 3,7%. Sedangkan investasi terjadi tumbuh 110,2% atau naik sebesar Rp24,1 trilliun. Investasi yang tumbuh tinggi ini terjadi berkat kemudahan investasi di bidang pertanian.  

Khusus untuk ekspor pada 2018, terjadi peningkatan sebesar 200% dari tahun 2013 atau tercatat sebanyak 42 juta ton di tahun lalu. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, keberhasilan peningkatan produksi dan capaian kinerja lainnya berasal dari efisiensi anggaran. 

Setiap tahun, kata dia, anggaran Kementerian Pertanian selalu berkurang. Pada tahun 2018, pagu anggaran Kementan sebesar Rp22,6 trilliun. Sedangkan pada tahun 2019, pagu anggaran turun menjadi Rp21,68 trilliun. 

"Pagu anggaran 2020 nanti kami usulkan tambahan sebesar Rp12,05 trilliun di atas pagu indikatif yang sudah diketok palu sebesar Rp20,52 trilliun,” kata Amran.

Tambahan tersebut digunakan untuk penguatan SDM dan vokasi pertanian sebesar Rp 231,16 miliar, diseminasi teknologi dan penyuluhan (Rp 538,09 miliar), pemanfaatan lahan rawa (Rp 7,15 triliun), pengembangan usaha ternak rakyat (Rp 1,43 triliun) dan akselerasi ekspor (Rp 2,68 triliun).  Tak hanya itu, Kementerian Pertanian juga mengusulkan anggaran DAK Fisik Penugasan Bidang Pertanian sebesar Rp 2,21 triliun.

Amran juga memaparkan realisasi anggaran berjalan hingga 14 Juni 2019 baru mencapai Rp 4,65 trilliun atau sekitar 21,43%. Adapun realisasi beberapa kegiatan utama meliputi pengembangan padi (12,41%), jagung (20,55%), kedelai (2,19%), karet (58, 49%), SIWAB (53,14%) serta pengembangan irigasi dan bantuan alsintan (22,24% dan 63,73%).

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan