Pelaksanaan Program Kartu Prakerja 2023 berbeda dengan 3 tahun sebelumnya. Kala itu, program menjalankan misi menyalurkan bantuan sosial, sedangkan fokus kali ini bertujuan peningkatan keahlian angkatan kerja dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan dunia kerja.
Direktur Eksekutif Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengatakan, pelatihan mengacu laporan Critical Occupation List, Indonesia Occupation Task and Skills dan beberapa referensi lainnya terbitan Bappenas, Bank Dunia dan World Economic Forum. Metode pelatihannya pun berbeda: semula menggunakan model self-paced learning atau video pembelajaran, sedangkan sekarang menjadi kelas webinar dan pertemuan tatap muka.
"Ini menunjukkan bahwa Prakerja selalu hadir untuk semua angkatan kerja yang mau mengembangkan diri, bekerja maupun tidak bekerja, termasuk perempuan. Hal menggembirakan lain, anak-anak muda Indonesia semakin tinggi minatnya untuk meningkatkan kemampuan melalui pelatihan," katanya dalam konferensi pers Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja di Jakarta, Rabu (31/5).
Dia menyarankan para peserta tidak lupa mengklik "Gabung Gelombang" setiap dua minggu. Mulai awal Juni 2023, masyarakat yang telah mendaftar via laman prakerja.go.id dapat gabung gelombang dwimingguan. Tujuannya, peserta dapat kepastian pembukaan gelombang dan penetapan peserta dengan jadwal yang lebih pasti dan mudah diingat.
"Dengan dibuka gelombang dan ditetapkan peserta setiap dua mingguan, para peserta yang belum lolos jadi tidak lupa untuk terus ikut gabung secara reguler. Hanya 1 klik saja sudah memastikan agar mereka ikut diperhitungkan dalam penetapan peserta di gelombang berikutnya," ujar Denni.
Ia menyampaikan, peserta Program Kartu Prakerja yang berasal dari kelompok perempuan dan kelompok anak muda meningkat signifikan pada periode program pada 2023. Persentase kepesertaan perempuan naik menjadi 55% dari seluruh peserta dibandingkan tahun 2020-2022 ketika Prakerja menjalankan fungsi bantuan sosial.
Peningkatan juga terjadi pada kelompok umur 18-25 tahun pada tahun ini. Partisipasi kelompok tersebut naik menjadi 30%.
Kenaikan persentase kepesertaan tersebut merupakan data periode pelaksanaan program sejak Februari-Mei 2023. Total jumlah peserta mencapai lebih dari 390.000, yang merupakan peserta gelombang 48-gelombang 53. Peserta berasal dari 488 kabupaten/kota se-Indonesia.
Data yang sama juga menunjukkan peningkatan persentase peserta yang berasal dari desa. Pada 2023, jumlah kepesertaan yang tinggal di desa meningkat signifikan dibanding periode sebelumnya. Persentase peserta yang berasal dari desa pada 2020-2022 sebesar 64%, sedangkan tahun ini 70%.
Selain itu, mayoritas (91%) peserta beralasan ikut Program Kartu untuk meningkatkan keahlian/keterampila. Periode sebelumnya, 2020-2022, yang beralasan demikian cuma 84%.
Jumlah peserta yang melakukan perbandingan pun meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, dari 55% menjadi 66%. Peserta yang membaca silabus atau deskripsi pelatihan juga naik dari 70% menjadi 80%.
Demikian pula dengan peserta yang membandingkan pelatihan yang tersedia dengan pelatihan sejenis di platform lain, angkanya menjadi 70% dari 59%. Hal ini diklaim menunjukkan program pemberian beasiswa pelatihan semakin tepat sasaran untuk mendorong budaya belajar sepanjang hayat.
"Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja terus berupaya untuk mewujudkan visi program bahwa pendidikan itu tidak berhenti pada dunia sekolah saja, tapi terus berjalan sepanjang hayat. Karena dengan bekal pendidikan dan pelatihan, angkatan kerja Indonesia dapat terus bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif," urainya.