close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI mengajukan dana pinjaman sebesar US$197,5 juta atau Rp 2,765 triliun ke Bank Dunia untuk mendorong pembiayaan proyek pembangkit listrik energi panas bumi (geotermal). / Antara Foto
icon caption
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI mengajukan dana pinjaman sebesar US$197,5 juta atau Rp 2,765 triliun ke Bank Dunia untuk mendorong pembiayaan proyek pembangkit listrik energi panas bumi (geotermal). / Antara Foto
Bisnis
Senin, 28 Oktober 2019 16:12

Proyek geotermal dengan utang Rp2,7 T dibangun 2020

Pemerintah akan membangun proyek pembangkit listrik tenaga bumi (geotermal) dengan utang dari Bank Dunia.
swipe

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI mengajukan dana pinjaman sebesar US$197,5 juta atau Rp 2,765 triliun ke Bank Dunia untuk mendorong pembiayaan proyek pembangkit listrik energi panas bumi (geotermal).

Direktur Utama SMI Edwin Syahruzad mengatakan dana tersebut merupakan bagian dari usaha pemerintah untuk mendorong pengembangan energi baru terbarukan, dan direncanakan akan mulai berjalan  pada tahun depan.

"Kalau itu bisa bergulir tahun depan sudah bagus sekali," katanya di Jakarta, Senin (28/10). 

Dia melanjutkan, sampai dengan saat ini pihaknya masih dalam tahap finalisasi program untuk mendukung pengembangan proyek geotermal tersebut. Pasalnya, setelah ini proyek geotermal tersebut akan memasuki tahapan yang berisiko tinggi yaitu drilling atau pengeboran.

"Jadi programnya harus disiapkan secara matang termasuk program pertama derisking-nya seperti apa agar itu tetap memenuhi sifat prudent (kehati-hatian)," ucapnya.

Dia menjelaskan, dana tersebut nantinya akan digunakan untuk mencari cadangan (reserve) panas bumi. Namun demikian, bersamaan dengan pencarian cadangan panas bumi tersebut, pihaknya tengah mempersiapkan perbaikan ekosistem investasi di bidang geothermal.

"Sebab kalau reserve-nya sudah ditemukan namun harga beli listriknya belum memberi insentif kan itu juga akan mengganggu kesinambungan program. Jadi dua hal itu tadi, financing dan lingkungan investasinya harus baik," jelasnya.

Syahruzad menuturkan aliran dana pinjaman dari Bank Dunia tersebut akan mengalir kepada dua skup, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta. 

Dia pun menyatakan pemerintah sedang merancang skema pembiayaan campuran (blended finance) untuk terus menggenjot program renewable energy tersebut, termasuk juga mengenai pemberian insentif bagi pihak swasta yang terlibat agar tertarik ikut serta dalam proyek tersebut.

"Jadi kami selalu menyiapkan blended finance. Itu kombinasi yang satu sisi tetap prudent namun ada insentif untuk badan usaha. Harus dirancang sedemikian rupa," tuturnya.

Sebagai informasi, selain mendapat pinjaman sebesar US$197,5 juta, SMI juga akan mendapatkan dana hibah senilai US$122,7 juta atau Rp 1,71 triliun dari Bank Dunia. Proyek ini sendiri dinamakan Geothermal Resource Risk Mitigation (GREM).

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan