Pemerintah akan menetapkan pemenang tender proyek jalur kereta melingkar (loop line) Jakarta pada akhir tahun ini. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan Bambang Prihartono mengatakan saat ini baru ada satu perusahaan konsorsium yang sudah mengajukan proposal ke pemerintah.
“Sudah ada konsorsium yang mau membangun dan sedang dalam proses review. Karena kita juga harus menentukan skema pembiayaan yang akan digunakan,” kata Bambang kepada sejumlah media, di Jakarta.
Perusahaan konsorsium yang dimaksud merupakan gabungan dari tiga perusahaan konstruksi pelat merah yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., dan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.
Menurut Bambang, loop line Jakarta merupakan proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) sehingga porsi pemilikan saham harus diputuskan sebelum proses berjalan. Adapun pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan Pemprov DKI Jakarta juga memungkinkan untuk mengucurkan sebagian anggarannya untuk proyek tersebut.
“Karena ini kan proyek KPBU, sehingga nanti bisa macam-macam skema pendanaannya. Bisa jadi swasta penuh atau availability payment (AP) dengan keterlibatan Pemprov DKI Jakarta dan APBD. Kalau harus pakai anggaran DKI Jakarta, terakhir kita bicarakan secara garis besar mereka sudah sanggup,” katanya.
Lebih lanjut, Bambang mengungkapkan proyek jalur kereta loop line ini akan dibangun dengan desain melayang (elevated). Jalur kereta ini akan melintasi stasiun eksisting Manggarai-Pondok Jati-Rajawali-Kampung Bandan-Tanah Abang-Manggarai.
Proyek loop line Jakarta juga masuk ke dalam rencana strategis pemerintah. Dengan adanya penambahan jalur baru ini, daya angkut kereta jarak jauh maupun commuter line bisa meningkat. Pasalnya, jalur ini memungkinkan penambahan jadwal kereta sekaligus pengurangan waktu tunggu (headway) di setiap perlintasan.
“Jalur ini akan meningkatkan daya angkut commuter, yang sampai saat ini baru 1,1 juta per hari. Kami targetkan setelah ada jalur baru, bisa 2 juta per hari. Artinya, headway mesti dipersingkat. Sementara kalau masih banyak perlintasan, tidak mungkin dipersingkat, maka harus ada elevated loopline,” katanya.
Sementara, Bambang mengatakan pemerintah juga masih membuka kesempatan bagi badan usaha negara maupun swasta untuk mengikuti tender ini. Menurut dia, keputusan untuk melajunya proyek ini harus diambil segera, mengingat loopline Jakarta merupakan proyek penting bagi negara.
Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mengusulkan pengerjaan proyek kereta layang sepanjang 26 km kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Adhi Karya akan mengerjakan proyek itu secara konsorsium, dengan estimasi nilai proyek Rp 12-15 triliun.
Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan, Adhi Karya bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. (JKON) akan berkolaborasi mengerjakan proyek loop line.
“Kami ajukan kepada Kemenhub dan Pemprov DKI. Kami berharap proyek inisiasi ini mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan daerah,” ujar Budi.
Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata menambahkan, perseroan tengah mengkaji skema pendanaan yang terbaik dan efisien untuk proyek loop line. Saat ini, kata Pundjung, Adhi Karya bersama Wijaya Karya dan Jaya Konstruksi juga masih perlu melakukan pre-feasibility study (pre-FS) dan beberapa tahapan lainnya.