Pemerintah mendorong industri baja di dalam negeri untuk meningkatkan daya saing dan produktivitasnya, sehingga mampu berkontribusi dalam program substitusi impor sebesar 35% pada 2022.
Untuk memastikan hal tersebut terselenggara dengan baik, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang meninjau langsung pabrik baru Hot Strip Mill 2 (HSM 2) milik PT Krakatau Steel (PTKS) di Cilegon, Banten.
“Transformasi Krakatau Steel berjalan dengan baik, terutama karena sekarang sudah menjadi perusahaan publik. Apalagi dengan dioperasikannya pabrik HSM 2, Hot Rolled Coil (HRC) PTKS menjadi 3,9 juta ton per tahun,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (25/3).
Pabrik baru dengan investasi senilai US$521 juta tersebut rencananya diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada April.
"Rencananya investasi sebesar US$521 juta ini akan diresmikan oleh Presiden RI pada minggu ketiga April," ujarnya.
Untuk tahap awal kapasitas produksi HSM 2 ini adalah sebesar 1,5 juta ton HRC atau baja lembaran panas per tahun. Dan untuk tahap selanjutnya menjadi 4 juta ton HRC per tahun.
Adapun produksi eksisting HSM PTKS saat ini mencapai 2,4 juta ton, artinya dengan penambahan 1,5 juta ton dari pabrik HSM 2, kapasitasnya menjadi jadi 3,9 juta ton per tahun.
Produk HRC tersebut diharapkan dapat mengisi pasar baja nasional, terutama untuk supply chain otomotif dan pengembangan infrastruktur yang semakin didorong agar meningkat.
"Kami percaya ini akan memberi kontribusi signifikan, khususnya bagi industri otomotif," ucapnya.
Agus meyakini, kinerja yang ditunjukkan Krakatau Steel saat ini dapat menjaga kepercayaan publik dan investor terhadap perusahaan baja kebanggaan Indonesia tersebut.
"Kami yakin PTKS dapat berkembang dan menjalankan bisnisnya dengan penuh kredibilitas, sehingga pemerintah memberikan dukungan dalam bentuk perlindungan kepada perusahaan ini," tuturnya.