close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pekerja melintas di dekat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (23/7)./AntaraFoto
icon caption
Pekerja melintas di dekat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (23/7)./AntaraFoto
Bisnis
Senin, 06 Agustus 2018 15:11

Pulau Jawa masih menjadi kontributor tertinggi terhadap PDB

Pertumbuhan ekonomi di pulau lainnya terhadap PDB masih single digit. Pulau Kalimantan memiliki andil sebesar 8,05% dan Sulawesi 6,2%. 
swipe

Pulau Jawa masih menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2018, yaitu sebesar 58,61%. Kemudian diikuti Pulau Sumatra, yakni sebesar 21,54%.

"Dilihat dari spasial struktur ekonomi Indonesia cenderung tidak berubah. Ini masih jadi PR (pekerjaan rumah) besar yang perlu dipikirkan. Masih didominasi kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera," ucap Kepala BPS Suhariyanto, Jakarta, Senin (6/8) di kantornya.

Pertumbuhan ekonomi di pulau lainnya terhadap PDB masih single digit. Pulau Kalimantan memiliki andil sebesar 8,05% dan Sulawesi 6,2%. 

Dua pulau yang memiliki andil paling kecil diantaranya Bali dan Nusa Tenggara, yakni, 3,06%. Sedangkan, Maluku dan Papua sebesar 2,54%. 

"Pulau Jawa kontribusinya besar karena 70% penduduk berada di provinsi ini. Jadi, pusat perekonomian otomatis berada di sini (Jawa). Sementara itu, Bali dan NTB wilayahnya kecil, sehingga jumlah penduduknya juga kecil," jelasnya.

Meski begitu, pria yang kerap disapa Kecuk menegaskan, pertumbuhan ekonomi yang paling pesat terjadi pada semester II-2018 justru terjadi di Indonesia bagian Timur, seperti di Papua dan Maluku. Pertumbuhanya mencapai 18,18% secara year on year dan 6,01% quarter to quarter.

"Angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini terjadi di Papua karena faktor tambang. Jadi kita masih punya PR besar bagaimana kita membangun wilayah Indonesia Timur supaya ketimpangan antara wilayah Barat dan Timur semakin menyempit," ujarnya.

Sejak dahulu, ekonomi nasional memang lebih terkonsentrasi di Jawa dan Jakata. Hal itu dinilai Kecuk menjadi kelemahan bangsa ini.  Tetapi untuk mengurangi ketimpangan di Timur,  membutuhkan waktu yang panjang.

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan