Ada kabar gembira bagi dunia peternakan Indonesia. Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) berhasil mengembangkan dan memproduksi vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK). Bahkan, vaksin produksi domestik ini telah diluncurkan pada Oktober 2022.
Kepala Pusat Veteriner Farma Kementerian Pertanian (Kementan), Edi Budi Susila, mengungkapkan, Pusvetma menarget memproduksi vaksin PMK sekitar 1 juta ton hingga akhir Desember 2022. Produksi akan dilakukan di Surabaya.
Edi mengungkapkan, banyak halangan yang dihadapi dalam produksi vaksin PMK tersebut. Selain penentuan dan penyiapan benih (seed) vaksin PMK isolate lokal, proses produksi vaksin juga sangat spesifik dan rumit. Untungnya Pusvetma pernah memproduksi vaksin serupa ketika Indonesia terserang PMK pada 1990-an.
"Kita dituntut berinovasi dalam mengembangkan dan memproduksinya. Kita harus kuat, semangat, dan bersama-sama untuk mengukir success story pembebasan Indonesia dari PMK jilid dua," ujar Edi dalam keterangannya yang diterima Alinea.id, Selasa (22/11).
Agar jumlah produksi vaksin lokal dapat ditingkatkan, Pusvetma berencana menggandeng swasta. Sementara itu, pendistribusiannya akan sesuai instruksi Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan selaku otoritas veteriner nasional.
Sementara itu, Dirjen PKH Kementan, Nasrullah, mengapresiasi hasil kerja keras dan kerja cerdas Pusvetma.
"Pusvetma selain fokus produksi vaksin PMK, juga terus melakukan produksi vaksin dan bahan diagnosa lainnya untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam rangka pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit hewan menular strategis lainnya," tuturnya.
Indonesia memiliki catatan baik dalam pembebasan PMK. Setelah berjibaku sekitar 100 tahun, Indonesia akhirnya dinyatakan bebas penyakit berkuku genap tersebut pada 1990. Pusvetma Surabaya dinilai berperan sentral saat itu.
Bersamaan dengan vaksin produksi lokal, Kementan juga mendatangkan 29,6 juta dosis vaksin PMK impor dari tujuh negara, yaitu Perancis, China, Brasil, Argentina, India, Rusia, dan Jerman. Seluruh vaksin yang diimpor sesuai serotipe virus PMK yang mewabah di Indonesia, yakni serotipe O.
Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH Kementan, Nuryani Zainuddin, menjelaskan, jumlah vaksin impor itu sesuai hasil kesepakatan dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Proses pemasukan selesai sampai November ini."
Di sisi lain, kasus harian PMK mengalami penurunan. Per 22 November, jumlah kasus PMK mencapai 579.691 ekor. Dari jumlah itu, 513.676 ekor sembuh, 13.176 ekor dipotong bersyarat, 10.264 ekor mati, dan 42.575 ekor belum sembuh. Cakupan vaksinasi kini menembus angka 5.847.113 dosis.