close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Orang-orang berbuka puasa selama acara yang diselenggarakan oleh organisasi amal di lingkungan Qaboun, Damaskus, Suriah, 4 Maret 2025. (EPA)
icon caption
Orang-orang berbuka puasa selama acara yang diselenggarakan oleh organisasi amal di lingkungan Qaboun, Damaskus, Suriah, 4 Maret 2025. (EPA)
Bisnis
Jumat, 14 Maret 2025 21:16

Qatar akan kirim gas alam ke Suriah untuk menambah pasokan listriknya yang minim

Perekonomian dan infrastruktur Suriah, termasuk produksi listrik, telah hancur akibat perang saudara selama hampir 14 tahun dan sanksi Barat.
swipe

Qatar akan menyediakan pasokan gas alam ke Suriah dengan tujuan menghasilkan 400 megawatt listrik per hari, sebagai upaya untuk membantu mengatasi kekurangan listrik parah di negara yang dilanda perang itu, kantor berita milik pemerintah Suriah SANA melaporkan pada hari Jumat.

Menteri Listrik sementara Suriah Omar Shaqrouq mengatakan pasokan Qatar diharapkan dapat meningkatkan pasokan listrik harian yang disediakan negara dari dua menjadi empat jam per hari.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Qatar akan mengirim 2 juta meter kubik gas alam per hari ke pembangkit listrik Deir Ali, sebelah selatan Damaskus, melalui jaringan pipa yang melewati Yordania.

Kantor berita milik pemerintah Qatar mengatakan bahwa inisiatif tersebut merupakan bagian dari perjanjian antara Dana Qatar untuk Pembangunan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Yordania bekerja sama dengan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan "bertujuan untuk mengatasi kekurangan parah produksi listrik di negara itu dan meningkatkan infrastrukturnya." 

Perekonomian dan infrastruktur Suriah, termasuk produksi listrik, telah hancur akibat perang saudara selama hampir 14 tahun dan sanksi Barat yang dijatuhkan kepada pemerintahan mantan Presiden Bashar al-Assad.

Mereka yang mampu mengandalkan tenaga surya dan generator swasta untuk menutupi pasokan listrik negara yang sedikit, sementara yang lain tetap hidup tanpa listrik hampir sepanjang hari.

Sejak Assad digulingkan dalam serangan kilat oposisi pada bulan Desember, para penguasa baru negara itu telah berjuang untuk mengonsolidasikan kendali atas wilayah yang secara de facto dibagi menjadi negara-negara mini selama perang dan untuk memulai proses rekonstruksi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2017 memperkirakan bahwa dibutuhkan biaya setidaknya US$250 miliar untuk membangun kembali Suriah, sementara para ahli mengatakan jumlah itu dapat mencapai setidaknya US$400 miliar.

Amerika Serikat tetap berhati-hati terhadap pemerintahan sementara dan Presiden saat ini Ahmad al-Sharaa, mantan pemimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham. Washington menetapkan HTS sebagai organisasi teroris dan enggan mencabut sanksi.

Namun, pada bulan Januari, AS melonggarkan beberapa pembatasan dengan mengeluarkan lisensi umum enam bulan yang mengizinkan transaksi tertentu dengan pemerintah Suriah, termasuk beberapa penjualan energi dan transaksi insidental.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan