close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay.
icon caption
Ilustrasi. Pixabay.
Bisnis
Selasa, 31 Januari 2023 11:55

RANS berencana IPO, seperti apa kinerja saham sektor teknologi?

Saham sektor teknologi akan memiliki tantangan yang besar karena tren suku bunga tinggi masih berlanjut.
swipe

RANS Entertainment dalam beberapa waktu ke belakang ramai diberitakan berencana melakukan initial public offering (IPO) di bursa saham Indonesia di 2023. Perusahaan milik artis Tanah Air Raffi Ahmad ini diisukan memiliki valuasi mencapai Rp3 triliun.

Adapun sejumlah lini usaha yang tergabung dalam RANS Entertainment hingga sekarang yaitu, kanal di YouTube, olahraga (RANS Nusantara FC, RANS PIK Basketball), dapur rekaman RANS Music, rumah produksi RAA Pictures, RANS Animasi, dan produk kecantikan Rans Beauty.

Prospektus RANS Entertainment belum ada hingga saat ini. Perusahaan yang bergerak di bidang digital creative ini meski memiliki banyak lini usaha, tetapi besar kemungkinan masuk ke dalam saham sektor teknologi.

Berkaitan dengan saham sektor teknologi, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menyampaikan, di 2023 saham sektor teknologi akan memiliki tantangan yang besar karena tren suku bunga tinggi masih berlanjut.

“Saham teknologi dengan porsi hutang yang besar akan memiliki tantangan lebih, karena suku bunga yang masih lanjut naik di tahun ini. Tentu ini akan menambah beban keuangan menjadi makin besar,” ujar Cheryl saat dihubungi Alinea.id, Selasa (31/1).

Senada dengan Cheryl, Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewanto juga mengungkapkan akan ada banyak tantangan di sektor teknologi selama 2023. Menurutnya, era dana murah sudah berakhir, sehingga hal tersebut mempersulit perusahaan untuk mendapat suntikan dana dari investor.

“Saham teknologi akan semakin sulit memperoleh dana dari para investor seperti untuk kebutuhan ekspansi, bakar duit promosi, dan lainnya,” ujar Pandhu kepada Alinea.id.

Tantangan emiten teknologi untuk dapat modal akan semakin berat, Pandhu menilai, dengan kondisi ekonomi saat ini yang semakin pulih, membuat investor memiliki banyak pilihan di sektor lain. Sehingga investor pun cenderung memilih investasi pada sektor saham yang lebih menjanjikan.

“Sektor teknologi profitabilitasnya belum begitu jelas, tentu ini membuat para investor menjadi lebih selektif,” ucapnya.

Walaupun sektor teknologi dalam beberapa bulan ke belakang telah mengalami koreksi yang signifikan, untuk saat ini posisinya menurut Pandhu cenderung menarik. Terlebih,  teknologi akan semakin banyak diandalkan di masa mendatang. Sehingga para emiten yang masuk di sektor teknologi masih memiliki potensi.

“Mungkin sudah lumayan menarik juga bagi para investor yang memiliki horizon investasi jangka panjang. Tetapi ini perlu diperhitungkan dulu, mungkin butuh tiga sampai lima tahun untuk bisa menikmati hasil yang diharapkan,” kata Pandhu menjelaskan.

Lebih lanjut, hingga saat ini sudah ada beberapa emiten teknologi yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), di antaranya yaitu PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang performa harga sahamnya selama enam bulan naik 4,86%. Kemudian saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dengan performa harga saham enam bulan (-) 50,46%, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pada periode yang sama menunjukkan performa harga saham (-) 1,36%, lalu ada PT GoTo Gojek Tokopedia  Tbk (GOTO) yang selama enam bulan menunjukkan performa harga saham (-) 62,50%. Selanjutnya saham PT Metrodata electronic Tbk (MTDL) (-) 5,04%, PT Galva Technologies Tbk (GLVA) naik 128,57%, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) (-)36,44%, dan PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) (-) 32,61%.

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan