Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan realisasi sementara rasio defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 lebih kecil sekitar 4,65% dibandingkan terhadap produk domestik bruto (PDB) dari yang sebelumnya mencapai 6,14% PDB pada 2020.
"Realisasinya Rp783,7 triliun, jauh lebih kecil Rp222,7 triliun dari target APBN. Kalau dalam defisit APBN terhadap PDB itu sekarang 4,65%," ujarnya saat konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (3/1/2022).
Dia menambahkan dari angka yang disebutkan lebih kecil dari target APBN 2021 yang dipatok mencapai 5,7% PDB atau Rp1.006,4 triliun.
”Targetnya jauh lebih kecil dari target APBN 2021 yang dipatok mencapai 5,7% PDB atau Rp1.006,4 triliun," jelas Menkeu.
Menkeu mengatakan pendapatan APBN realisasinya jauh lebih baik outlooknya di tahun 2021 yang diperkirakan pada bulan November defisit anggaran sekitar rentan 5,1% sampai 5,4%. Sedangkan penerimaan negara di bulan Desember 2021 mencapai Rp560 triliun dan belanja negara sekitar Rp506 triliun.
“Jadi bulan Desember saja operasi APBN sangat luar biasa karena defisit sekarang sudah di bawah 5%, sehingga jauh lebih kecil dari yang di dalam APBN tersebut," kata dia.
Selain itu, defisit APBN per Desember 2021 turun 17,3% secara year-on-year (YoY) dibandingkan dengan Desember 2020 sekitar Rp956,3 triliun.
”Pada Desember tahun lalu, defisit tercatat mencapai 6,09% terhadap PDB,” ungkap Menkeu.
Sementara itu, realisasi sementara pendapatan negara sampai 31 Desember 2021 mencapai Rp2.003,1 triliun atau 114,9 persen dari APBN 2021. Kemudian posisi pada keseimbangan primer tercatat defisit Rp440,2 triliun di tahun 2021, menurun dari Rp633,6 truliun pada tahun lalu.