Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi pada kuartal I-2022 yang mencapai Rp282,4 triliun, atau tumbuh 28,5% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, realisasi investasi senilai total Rp282,4 triliun itu, didominasi oleh Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp147,2 triliun atau porsinya 52,1%. Angka tersebut, tumbuh 20,5% quartal to quartal (qtq) dan 31,8% yoy.
Sementara realisasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp135,2 triliun atau porsinya 47,9% persen. Angka tersebut, tumbuh 13,3% qtq dan 25,1% yoy.
"Ini luar negeri sudah mulai nyaman, sudah mulai yakin terhadap stabilitas regulasi negara dalam mendorong investasi masuk ke Indonesia. Buktinya apa? Dibandingkan dengan kuartal IV-2021, itu tumbuhnya 31%," kata Bahlil dalam konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan I-2022, Rabu (27/4).
Berdasarkan lokasi investasi gabungan PMA dan PMDN, realisasi investasi di triwulan I-2022 tersebar di DKI Jakarta sebesar Rp40,4 triliun, Jawa Barat Rp39,5 triliun, Riau Rp23,7 triliun, Jawa Timur Rp23,6 triliun dan Sulawesi Tengah sebesar Rp20,0 triliun.
Khusus untuk PMA saja, realisasi investasi pada kuartal pertama tahun ini tersebar di Sulawesi Tengah sebesar Rp18,9 triliun, Jawa Barat Rp18,3 triliun, DKI Jakarta Rp17,4 triliun, Riau Rp14,6 triliun dan Maluku Utara Rp10,8 triliun.
Kemudian, untuk lima negara asal PMA terbesar yaitu Singapura, Hong Kong, China, Jepang dan AS.
"PMA kita di kuartal II-2020 turun, tetapi mulai dari kuartal III-2021 mulai tancap gas sampai dengan sekarang. PMDN kita juga naik. Sebenarnya persentasenya menurun tetapi volume angkanya naik. Ini menunjukkan bahwa investasi di dalam negeri dan luar negeri itu berimbang," ungkap Bahlil.