Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang semester I-2019 mencapai Rp395,6 triliun, atau naik 9,4% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp361,6 triliun. Angka ini mencapai 49,9% dari target realisasi investasi sepanjang 2019 sebesar Rp792,3 triliun.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengaku optimistis tren pemulihan investasi akan terus berlanjut. Menurut dia, pemulihan tren investasi berangsur terjadi setelah perhelatan pemilu yang tertib, aman dan damai.
"Kenaikan rating Indonesia oleh sejumlah lembaga pemeringkat mendukung kepercayaan investor untuk berinvestasi di Tanah Air," kata dia dalam paparan di Jakarta, Selasa (30/7).
Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani menyatakan realisasi investasi sepanjang Januari-Juni 2019 itu terdiri atas realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp182,8 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp212,8 triliun.
"Dari realisasi investasi tersebut, total penyerapan tenaga kerja mencapai 490.715 orang," katanya.
Dari sebaran sektornya, transportasi, gudang dan telekomunikasi; listrik, gas dan air; konstruksi; industri makanan; serta perumahan, kawasan industri, dan perkantoran berada di lima teratas realisasi investasi.
Sementara, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten berada di lima lokasi teratas realisasi investasi pada paruh pertama 2019.
Adapun lima negara asal investasi asing pada semester I-2019 yakni Singapura US$3,4 miliar, Jepang US$2,4 miliar, Tiongkok US$2,3 miliar, Hong Kong US$1,3 miliar, dan Malaysia US$1 miliar.
BKPM juga merilis data realisasi investasi triwulan II-2019 sebesar Rp200,5 triliun, atau naik 13,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp176,3 triliun.
Pada periode tersebut, realisasi PMDN mencapai Rp95,6 triliun dan PMA mencapai Rp104,9 triliun.
Ke depan, Thomas menilai, rekonsiliasi politik antara partai koalisi pemerintah dan oposisi menjadi faktor pendukung pemulihan tren investasi.
"Memang masih ada tantangan atau ancaman seperti perang dagang dan perlambatan ekonomi global. Tapi, khusus di Indonesia, saya sangat optimis tren sekarang ini sedang positif dan prospek ke depan sangat positif," ujarnya. (Ant)