close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi kereta cepat. Dokumentasi KCIC
icon caption
Ilustrasi kereta cepat. Dokumentasi KCIC
Bisnis
Senin, 10 Oktober 2022 10:44

Rel dan OCS kereta cepat terpasang jelang dipamerkan kepada Xi Jinping

Pekerjaan pemasangan rel (track laying) dan overhead catenary system (OCS) mencapai 17 km.
swipe

Konsorsium kontraktor proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) telah merampungkan pemasangan rel (track laying), yang akan digunakan untuk uji dinamis. Setelahnya, pekerjaan memasuki tahap fine adjustment.

"Alhamdulillah, pekerjaan pemasangan rel dari Depo Tegalluar arah Jakarta hingga starting point uji dinamis untuk kegiatan G20 sudah selesai," ujar Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Rahadian Ratry, dalam keterangannya, Senin (10/10). Pekerjaan pemasangan rel sisi kiri dan kanan mencapai 17 km.

Di sela-sela G20, pada November mendatang, Presiden Jokowi berencana mengajak Presiden China, Xi Jinping, meninjau teknologi electric multiple unit (EMU) dan melakukan uji dinamis kereta cepat sepanjang 15 km.

Konsorsium juga telah memasang 538 tiang listrik aliran atas (overhead catenary system/OCS) untuk kebutuhan aliran listrik KCJB dalam uji dinamis. Panjangnya sama seperti pekerjaan pemasangan rel. Selanjutnya, dipasang peralatan elektrifikasi.

"Disamping rel dan OCS, kami juga melakukan persiapan lain, seperti persiapan comprehensive inspection train (CIT) atau kereta inspeksi dan juga persiapan area depo dan stasiun. Mudah-mudahan dengan kerja sama yang baik, secara bertahap, persiapan untuk kegiatan G20 semakin matang," tuturnya.

KCJB diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 21 Januari 2016, yang ditandai dengan peletakan batu pertama. Proyek ini mulanya juga akan digarap Jepang, tetapi pemerintah memilih China.

Proyek ini disebut yang termahal di dunia menyusul pembengkakan nilai investasi, yang mulanya US$42,6 juta menjadi US$56,8 juta atau setara Rp118 triliun. Padahal, pembangunannya di China hanya menelan anggaran US$17 juta-21 juta, Eropa US$25 juta-US$39 juta, dan California, Amerika Serikat, sekitar US$56 juta.

Pembengkakan diklaim karena beberapa faktor, seperti biaya pembebasan lahan naik, enginering, procurement, construction (EPC), relokasi jalur, dan biaya lainnya. China Development Bank (CDB) lantas meminta pemerintah Indonesia untuk menanggung kenaikan anggaran tersebut.

Per awal Oktober 2022, progres pembangunan kereta cepat mencapai 86%. Adapun target pengoperasiannya diagendakan pada tahun depan.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan