close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Seorang karyawan PT Aneka Tambang (Antam) menunjukkan imitasi logam mulia di Medan, Sumatera Utara. Foto dokumentasi.
icon caption
Seorang karyawan PT Aneka Tambang (Antam) menunjukkan imitasi logam mulia di Medan, Sumatera Utara. Foto dokumentasi.
Bisnis - Perbankan
Kamis, 19 Desember 2024 17:51

RI punya bullion bank, mampukah kerek perekonomian?

Keberadaan bullion bank dinilai strategis untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar emas internasional.
swipe

Indonesia segera memiliki bullion bank atau bank emas tahun depan. Dengan posisi Indonesia sebagai salah satu produsen emas terbesar dunia, keberadaan bullion bank dinilai strategis untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar emas internasional. Namun, kesiapan ekosistem menjadi pekerjaan rumah besar.

Perlu diketahui, kegiatan usaha bullion bank memungkinkan lembaga keuangan mengelola transaksi berbasis emas, seperti penyimpanan, jual beli, hingga pembiayaan dengan emas sebagai jaminan. Selain itu, bullion bank memiliki peran penting dalam perdagangan emas global, termasuk sebagai anggota London Bullion Market Association (LBMA), lembaga yang menetapkan standar industri emas batangan dan menerbitkan harga spot emas dunia. 

Lembaga jasa keuangan (LJK) bisa mengajukan izin kegiatan bullion bank. Adapun pedoman penyelenggaraannya melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion pada 18 Oktober 2024. POJK tersebut juga merupakan tindak lanjut dari amanah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).

Lewat POJK tersebut, para pelaku perbankan dan LJK lainnya dapat menjembatani ketersediaan dan permintaan (supply and demand) terhadap kebutuhan emas, termasuk monetisasi emas yang masih kurang optimal di masyarakat.

Menurut Analis Emas, Ariston Tjendra, kehadiran bullion bank sangat potensial untuk memperkuat posisi Indonesia di perdagangan emas internasional. “Indonesia bisa bersuara lebih banyak dengan memiliki bullion bank sendiri. Kita juga bisa menjadi anggota LBMA, sehingga memiliki pengaruh besar dalam menetapkan standar perdagangan emas dunia,” ujar Ariston kepada Alinea.id, Senin (16/12).

Selain itu, Ariston menilai bullion bank dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat dalam bertransaksi emas. Dengan aturan dan standar ketat, bullion bank dapat meningkatkan aktivitas transaksi emas domestik.

"Masyarakat tidak perlu lagi bertransaksi di luar negeri seperti Singapura,” tambahnya.

Tantangan 

Meski potensinya besar, ada sejumlah tantangan signifikan yang perlu diatasi sebelum mendirikan bullion bank. Yakni, masih awamnya masyarakat tentang fungsi dan kegiatan bullion bank.

“Pemerintah dan stakeholder harus melakukan sosialisasi dan edukasi secara masif agar masyarakat memahami manfaat dan cara kerja bullion bank,” jelasnya.

Sementara, Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova menilai, kesiapan pembentukan ekosistem bullion bank juga tidak boleh luput. Menurutnya, ekosistem harus mendukung, mulai dari lembaga keuangan, sistem transaksi gadai atau jual beli emas, hingga pemenuhan modal awal minimal Rp14 triliun, sesuai persyaratan undang-undang.

Di sisi lain, pemerintah dinilai terlambat mengeksekusi program ini. Rully berpendapat Indonesia seharusnya sudah memiliki bullion bank sejak lama. 

“Saat ini sudah terlambat jika baru memulai. Negara lain sudah jauh lebih maju dalam hal ini,” ujarnya kepada Alinea.id, Senin (16/12).

Kendati demikian, Rully menyoroti peluang besar ini. Ia menyebut produksi emas Indonesia yang terus meningkat merupakan modal kuat untuk mendirikan bullion bank. “Pendirian bullion bank bisa berdampak positif pada ekonomi, seperti meningkatkan peredaran uang dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” kata Rully.

Harus disadari Indonesia adalah salah satu produsen emas terbesar dunia dengan tambang-tambang utama seperti Grasberg Mining District, sebuah usaha patungan antara Freeport-McMoRan dan Indonesia Asahan Aluminium yang merupakan milik negara, serta tambang emas lainnya di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Pada 2023, Indonesia mencatatkan produksi emas sekitar 110 metrik ton, menjadikannya salah satu dari 10 negara penghasil emas terbesar dunia.

Maka dari itu, kegiatan usaha bullion bank tidak hanya bermanfaat untuk perdagangan emas, tetapi juga bagi perekonomian secara keseluruhan. Dengan meningkatnya transaksi emas di dalam negeri, aliran uang akan lebih cepat dan likuiditas meningkat. Hal ini dapat mengurangi tekanan pada ekonomi, terutama di tengah ancaman perlambatan global.

Pendirian bullion bank di Indonesia dinilai sebagai langkah strategis yang dapat mengangkat posisi negara dalam perdagangan emas internasional sekaligus memperkuat ekonomi domestik. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menyatakan di Jakarta, Senin (9/12), bahwa pihaknya akan mengajukan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk dijadikan bank emas.

Ia menuturkan Indonesia saat ini memiliki cadangan emas yang besar, seperti PT Pegadaian yang saat ini menyimpan stok emas sebanyak 70 ton.

Namun, selama ini stok emas tersebut hanya dicatat sebagai tonase tanpa dimasukkan ke dalam neraca keuangan bank.

Selain itu, Airlangga mengatakan hilirisasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik dapat menghasilkan hingga 60 ton emas per tahun.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan