Berbagai stakeholder saat ini menargetkan adanya peralihan sumber energi fosil menjadi energi hijau atau energi baru terbarukan (EBT). Hal serupa juga ditargetkan oleh PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang merupakan perusahaan tambang batu bara.
Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldy Boy Thohir atau akrab disapa Boy mengungkapkan, dirinya berencana mengubah bisnisnya menjadi lebih ramah lingkungan.
Boy menjelaskan, Adaro turut serta berkomitmen mendukung negara dalam upayanya mengejar net zero emission (NZE) di 2060. Dukungan ini akan diimplementasikan secara bertahap melalui peta jalan Adaro, yang akan beralih meninggalkan energi fosil perlahan.
“Peralihan itu tidak bisa langsung seperti membalikkan telapak tangan, sehingga Adaro juga ada road map untuk bagaimana ke depannya kita memang cepat atau lambat akan meninggalkan fosil fuel, tapi harus ada tahapannya,” kata Boy dalam pemaparannya di sesi diskusi panel dalam acara Saratoga Investment Summit 2023, ditulis Jumat (27/1).
Menurutnya, peralihan energi ini harus dilakukan dengan melihat pengalaman negara-negara maju. Sebagai contoh, Jepang meski tidak memiliki sumber daya alam, namun tidak bergantung pada satu sumber energi.
“Makanya Jepang itu menerapkan mixed energy resources,” ujarnya.
Ditambahkannya, Indonesia harus bisa memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dengan tidak bergantung pada satu sumber energi dan negara lain. Dalam mendukung langkah tersebut, Boy mengungkapkan, Adaro telah memiliki path peralihan sendiri dengan mengusung tiga pilar utama.
“Pertama adalah Adaro Energy yang berdasar pada batubara, kita sudah mentransformasi Adaro yang tadinya hanya bergantung pada batu bara, tapi kita masuk ke Adaro mineral,” tutur Boy.
Kedua, Adaro akan mengembangkan Adaro Green Aluminium yang ke depan bisa dikolaborasikan dengan PT Merdeka Copper Gold (MDKA) untuk masuk ke nikel, bauksit, tembaga, dan lainnya. Ketiga, dalam jangka waktu 10 hingga 20 tahun ke depan, Adaro akan menuju Adaro Green Energy dengan memanfaatkan secara maksimal di energi air (hydro), angina (wind), dan solar.
“Semua ini memang intinya kita harus menuju ke sesuatu yang lebih terbarukan dan hijau. Tapi perlu perlahan-lahan. Jadi Adaro sendiri sudah punya roadmap untuk menuju ke sana,” ucap Boy.