Tiongkok telah merancang robot penyadap karet bertenaga kecerdasan buatan (AI) dalam upaya untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja kronis yang melanda industri karet alamnya, media pemerintah melaporkan Senin.
Dikembangkan bersama oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Pertanian Tropis Tiongkok (CATAS) dan perusahaan teknologi yang berpusat di Beijing, Automotive Walking Technology, robot yang dapat menavigasi sendiri itu menandai lompatan maju dalam otomatisasi pertanian, Kantor Berita Xinhua yang berpusat di Beijing melaporkan.
Robot-robot itu akan menjalani uji coba di perkebunan karet di provinsi Hainan, Tiongkok selatan, selama musim penyadapan pada bulan April.
Sektor karet alam Tiongkok, yang sangat penting untuk pembuatan ban dan sebagai sumber pasokan industri, saat ini menghadapi kekurangan tenaga kerja yang besar karena kondisi kerjanya yang melelahkan, shift malam, dan tingginya insiden penyakit akibat kerja.
"Robot penyadap karet telah dikembangkan untuk mengatasi eksodus penyadap karet, yang merupakan titik kritis industri," kata Cao Jianhua, wakil direktur lembaga penelitian karet CATAS, seperti dikutip oleh Xinhua News.
Didukung oleh baterai litium yang menyediakan lebih dari delapan jam operasi berkelanjutan, robot penyadap karet dapat memanen 100 hingga 120 pohon per jam.
Setelah memasuki fase produksi massal, biaya robot penyadap karet akan turun di bawah 100.000 yuan ($13.794), dan untuk kebun karet seluas 3,33 hektar (8,22 are), penyadapan berbasis robot akan menutup biaya pembelian dalam waktu sekitar 18 bulan, kata Sun Yao, salah satu pendiri Automotive Walking Technology.
"Kami telah berdiskusi dengan beberapa perusahaan ban multinasional dan petani karet di seluruh Asia Tenggara, termasuk di Indonesia dan Thailand, dan mereka menunjukkan minat yang kuat terhadap produk kami," kata Cao.(AA)