Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengungkapkan pada 2019 akan ada perusahaan rintisan atau startup yang memiliki valuasi hingga mencapai 10 miliar dollar AS, yang jika dikalkulasikan ke dalam rupiah, nilainya mencapai Rp150 triliun.
“Tahun depan akan ada startup unicorn yang naik level menjadi decacorn,” kata Rudiantara di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Kamis, (13/12).
Decacorn merupakan startup dengan nilai valuasi di atas 10 miliar dollar AS. Maka, bila dikonversikan ke dalam kurs Rp 15.000/US$, nilainya mencapai Rp150 triliun.
Meskipun demikian, Rudiantara enggan membocorkan nama startup yang dimaksudkannya itu. Menurut dia, perusahaan yang akan naik level tersebut hanya tinggal menunggu waktu.
“Insya Allah tahun depan akan ada decacorn. Tinggal menunggu satu ronde lagi lah. Saya enggak sebut siapa,” ujarnya.
Rudiantara mengimbau kepada 4 startup yang kini sedang tumbuh pesat yakni Go-Jek, Bukalapak, Tokopedia dan Traveloka untuk segera melantai di pasar modal. Alasannya, keempat startup yang masih berada di level unicorn tersebut saat ini masih memiliki valuasi di atas 1 miliar dollar AS.
Karena itu, menurut Rudiantara, jika keempat startup itu ingin mencatatkan sahamnya di pasar modal, maka harus dilakukan sesegera mungkin. Jika sudah naik level menjadi decacorn dikhawatirkan akan sulit bagi pasar modal Indonesia lantaran tak sanggup menampungnya.
“Kalau sudah keburu decacorn, at least market cap-nya harus Rp150 triliun. Nah kalau Rp150 triliun, maka kita lihat perusahaan apa yang sudah Rp 150 triliun, bisa enggak ekosistem bursa Indonesia menampung yang valuasinya segitu,” ujarnya
Rudiantara menjelaskam pasar modal Indonesia dianggap lebih mudah menyerap startup dengan valuasi US$ 1 miliar. Oleh karena itu, untuk menjaring para unicorn tersebut harus dilakukan saat ini.
"Nanti kalau sudah keburu besar, ekosistem yang saya khawatir tidak sanggup," tambahnya.
Selain itu, dia pun menegaskan akan tetap membantu pihak bursa untuk mendorong keempat startup tersebut masuk ke pasar modal. Namun, saat ini keputusan itu masih ada di pihak startup dan pada penyuntik modalnya masing-masing.
Sebelumnya, pada September 2018 PT Tokopedia mengungkapkan suatu saat akan melantai di bursa saham menjadi perusahaan terbuka atau Initial Public Offering (IPO) demi pengembangan bisnis. Hal tersebut diungkapkan Chief Executive Officer (CEO) Tokopedia, William Tanuwijaya.
“Tentu suatu hari nanti semua perusahaan teknologi besar berharap bisa melantai di bursa atau go public. Namun demikian, fokus Tokopedia saat ini masih di pengembangan bisnis di Indonesia. Jadi dalam waktu dekat belum ada rencana go public," kata William.
“Target kami biar 100 juta penduduk menggunakan Tokopedia dengan mudah dulu."