Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah kompak melemah sejak awal tahun (year-to-date/ytd). Tercatat secara YTD, IHSG sudah mengalami penurunan 36,84%. Demikian halnya dengan rupiah yang mengalami koreksi 14,63% ke level Rp15.960 per dolar AS pada pukul 19.00 WIB.
Adapun pada perdagangan Jumat (20/3), IHSG tercatat telah meninggalkan level 4.000. IHSG dibuka di level 4.104 dan mengalami titik terendah di level 3.918. Begitu pula dengan yang terpantau di pasar spot, rupiah sempat menembus level Rp16.037 per dolar AS.
Dengan demikian, IHSG dan rupiah mencatatkan rekor terendah sejak periode Presiden Joko Widodo memerintah. Pada pelantikan Jokowi 20 Oktober 2014, IHSG tercatat berada pada level 5.040 dan rupiah melaju hampir mencapai level Rp12.000.
Adapun mengenai pelemahan IHSG ini, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Nico Demus mengatakan titik support terakhir IHSG diperkirakan berada pada level 3.850.
Sementara, mengenai pelemahan rupiah, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan akibat Covid-19, pelaku pasar saat ini menghindari aset-aset berisiko, salah satunya mata uang rupiah.
"Seandainya rupiah menguat, ini hanya sementara saja karena akan kembali ke level 16.000," katanya.
Ibrahim melanjutkan, level 16.000 adalah level kunci yang apabila terlewati, rupiah akan terus melemah dalam. Dengan situasi pandemi saat ini, Ibrahim pun mengatakan wajar saja apabila rupiah akan bertengger di level Rp16.500 per dolar pada April 2020.