Nilai tukar rupiah yang jeblok mendekati Rp14.500 per dollar Amerika Serikat membuat cadangan devisa terkuras hingga Rp44 triliun.
Bahkan, cadangan devisa tercatat telah berkurang US$12,18 miliar setara dengan Rp175,39 triliun (kurs Rp14.400 per dollar AS) sejak Januari 2018. Cadev per Januari berada pada posisi US$131,98 miliar.
Bank Indonesia merilis cadangan devisa Indonesia per akhir Juni 2018 sebesar US$119,8 miliar, merosot US$3,1 miliar dari bulan sebelumnya sebesar US$122,9 milliar.
Direktur Eksekutif Bank Indonesia Agusman menjelaskan, penurunan cadangan devisa pada Juni 2018 terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap positif," jelas Agusman seperti dikutip dalam siaran resmi, Jum'at (6/7).
Lebih lanjut Agusman mengungkapkan, posisi cadangan saat ini setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia juga mengklaim cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.