Jebloknya nilai tukar rupiah hingga nyaris menyentuh Rp15.200 per dollar AS membuat IHSG turut anjlok.
Pada perdagangan Kamis (4/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup anjlok 1,89% atau 111,12 poin ke level 5.756,62. Pelemahan IHSG terjadi setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,34% atau 20,14 poin ke level 5.847,60.
Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak pada rentang 5.742,30–5.847,60. Adapun pada perdagangan Rabu (3/10), IHSG berakhir melemah 0,13% ke level 5.867,74.
Dari 604 saham yang diperdagangkan di lantai bursa, sebanyak 90 saham menguat, 305 saham melemah, dan 209 saham lainnya stagnan.
Seluruh indeks sektoral IHSG ditutup melemah, dengan tekanan utama dari sektor industri dasar yang terpuruk 3,45%. Disusul sektor finansial yang turun 2,44% dan consumer yang melemah 1,89%.
Pergerakan IHSG sejalan dengan gerak bursa saham di Asia yang tertekan kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS menyusul data ekonomi yang positif.
Founder dan Director Jagartha Advisors FX Iwan mengatakan pelemahan IHSG karena dampak penjualan bersih di wilayah emerging market yang mendorong pelemahan mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah.
"Dapat kita lihat akibat rilis data inflasi Turki yang mendekati 25% menyebabkan investor risk off di emerging market. Dampak tersebut juga menyeret rupiah yang menembus level Rp15.000 per dollar AS," ujar Iwan saat dihubungi Alinea.id, Kamis (4/10).
Hal senada dikatakan oleh Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada. Dia menyebut, anjloknya IHSG diakibatkan adanya pelemahan rupiah.
Sementara Ekonom dari Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, jebloknya IHSG lantaran diakibatkan adanya panic of sell dari investor.
Total transaksi tercatat mencapai Rp8,3 triliun. Investor asing membukukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp1,16 triliun di pasar reguler.
Rupiah jeblok
Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore, bergerak melemah sebesar 86 poin menjadi Rp15.150 dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.064 per dollar AS.
Di pasar spot, rupiah melemah 0,69% sebesar 104 poin ke level Rp15.179 per dollar AS. Bahkan, dari data Bloomberg, rupiah sempat menyentuh rekor Rp15.191 per dollar AS yang merupakan level tertinggi lagi sejak 1998.
Rupiah menjadi mata uang paling lemah di kawasan Asia. Bahkan, rupiah menyentuh level terlemah sepanjang tahun ini dan sejak Juli 1998.