Nilai tukar rupiah kembali menembus di atas level Rp14.000 pada hari pertama, setelah libur Lebaran. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp14.090 atau melemah 77 poin dari penutupan perdagangan sebelum libur Lebaran.
Hingga pukul 12.00 WIB, nilai tukar rupiah berada dikisaran Rp14.010-14.099 per dollar AS. Secara year to date (ytd) rupiah telah mengalami depresiasi hingga 4,01% terhadap dollar AS.
Pelemahan ini nampaknya terkait dengan kebijakan Bank Sentral AS yang kembali menaikkan suku bunganya sebesar 0,25 basis poin menjadi 2%.
Kendati begitu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku tidak merisaukan hal itu. "Nanti juga rupiah tenang lagi," ujar Darmin, Kamis (21/6) di kantornya.
Darmin mengakui kalau upaya untuk memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terbilang sulit. Apalagi neraca perdagangan Indonesia defisit sejak beberapa bulan ini. Karena itulah, pemerintah akan terlebih dahulu memperbaiki neraca perdagangan.
"Fundamental itu juga bisa berubah dengan tatanan globalnya. Oleh karena itu, jangan dianggap sudah akhir cerita. Lusa juga berubah lagi," jelas Darmin.
Terpisah, Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menyampaikan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terbilang cukup sulit untuk bisa kembali ke level Rp 13.000. Rupiah akan menemukan titik keseimbangan barunya di level Rp 14.000 sampai Rp 14.100.
"Kalau balik lagi ke Rp 13.500 membutuhkan waktu yang cukup panjang. Fed juga akan naik beberapa kali bahkan sampai 2020. Likuiditas globalnya akan ditarik lagi ke AS. Apalagi kan secara geopolitik global sedang tidak bagus, sementara ekonomi kita lagi bermasalah," ujar Bhima, beberapa waktu lalu.